**Diikuti 193 Peserta dari 17 Desa Siaga
SAMARINDA–Kesehatan sebagai hak azasi sejauh ini belum menjadi milik setiap
manusia Indonesia tidak terkecuali masyarakat Samarinda. Kesehatan bagi
sebagian penduduk yang terbatas kemampuannya masih perlu diperjuangkan secara
terus menerus dengan cara mendekatkan akses pelayanan kesehatan, salah satunya
melalui program desa siaga.
Demikian Wali Kota Samarinda H Syaharie Jaang melalui Staf Ahli bidang Kemasyarakatan dan SDM Syahib Hery Sutomo ketika membuka kegiatan pertemuan lintas sektor desa siaga di ruang rapat utama Balaikota, Selasa (22/10).
”Desa siaga ini salah satu upaya terobosan yang diharapkan benar-benar memiliki daya ungkit bagi meningkatnya derajat kesehatan, untuk itu perlu dukungan dari kita semua dalam mempromosikannya kepada seluruh lapisan masyarakat,” sebut Hery Sutomo.
Yang tidak kalah penting lanjutnya masyarakat juga harus sadar bahwa kesehatan merupakan investasi bagi peningkatan kualitas SDM oleh karenanya perlu kerja keras dari semua stakeholder dalam memberi pemahaman kepada mereka.
Lebih lanjut ia menyebut sejak dilaksanakan tahun 2006 silam program desa siaga ini namun belum banyak yang mampu mewujudkan program tersebut.
“Padahal desa dan kelurahan siaga aktif merupakan salah satu indikator dalam standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten dan kota,” katanya.
Di Kota Samarinda sendiri terdapat 17 desa siaga dengan jumlah bidan sampai dengan tahun 2012 sebanyak 33 orang. Pertemuan lintas sektor ini berlangsung selama dua hari dengan peserta sebanyak 193 orang. (Hms3).
Demikian Wali Kota Samarinda H Syaharie Jaang melalui Staf Ahli bidang Kemasyarakatan dan SDM Syahib Hery Sutomo ketika membuka kegiatan pertemuan lintas sektor desa siaga di ruang rapat utama Balaikota, Selasa (22/10).
”Desa siaga ini salah satu upaya terobosan yang diharapkan benar-benar memiliki daya ungkit bagi meningkatnya derajat kesehatan, untuk itu perlu dukungan dari kita semua dalam mempromosikannya kepada seluruh lapisan masyarakat,” sebut Hery Sutomo.
Yang tidak kalah penting lanjutnya masyarakat juga harus sadar bahwa kesehatan merupakan investasi bagi peningkatan kualitas SDM oleh karenanya perlu kerja keras dari semua stakeholder dalam memberi pemahaman kepada mereka.
Lebih lanjut ia menyebut sejak dilaksanakan tahun 2006 silam program desa siaga ini namun belum banyak yang mampu mewujudkan program tersebut.
“Padahal desa dan kelurahan siaga aktif merupakan salah satu indikator dalam standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten dan kota,” katanya.
Di Kota Samarinda sendiri terdapat 17 desa siaga dengan jumlah bidan sampai dengan tahun 2012 sebanyak 33 orang. Pertemuan lintas sektor ini berlangsung selama dua hari dengan peserta sebanyak 193 orang. (Hms3).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar