**Syamsul :
Warga harus teliti memilih ketika membeli
SAMARINDA–Sudah
menjadi kebiasaan setiap datang bulan Ramadhan hingga jelang perayaan Idul
Fitri sejumlah bahan pangan tidak terkecuali produk peternakan akan mengalami
kenaikan harga, demikian pula halnya dengan Ramadhan tahun ini.
Dari semula
dijual dengan kisaran harga Rp 30 s/d 35 ribu per ekor untuk ayam potong ukuran
besar, di minggu pertama Ramadhan ayam ukuran kecil sudah dibandrol disejumlah
pasar dengan harga Rp 40 hingga 45 ribu per ekor.
Demikian
pula dengan daging sapi dari semula dijual pada kisaran Rp 90 hingga 100 ribu
/kg, kini daging segar tersebut dijual hingga angka Rp 120 ribu /kg.
Padahal
berdasarkan informasi dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Samarinda
ketersediaan atau stok produk peternakan untuk wilayah Kota Samarinda saat ini
kondisinya stabil dan mencukupi.
“Jadi sulit
diprediksi apakah kenaikan ini pengaruh dari kenaikan BBM atau memiliki
keterkaitan pula dengan aksi borong masyarakat menjelang datangnya bulan
Ramadhan.” ungkap Kadis Peternakan dan Perikanan H.Syamsul Bachri di kantornya
Rabu (10/7). Karena kalau pada beberapa hari sebelum Ramadhan pemotongan sapi
di RPH mencapai 41 hingga 47 ekor/hari, di hari pertama Ramadhan menurut
Syamsul laporan pemotongan yang masuk kepada pihaknya baru mencapai 19 ekor.
Ini membuktikan sebelumnya memang ada indikasi terjadi aksi borong.
Padahal sudah menjadi hukum pasar kata Syamsul bila permintaan meningkat
harga akan ikut tinggi. Sementara untuk stok baik ayam maupun daging sapi
Syamsul menjamin ketersediaanya akan mencukupi untuk kebutuhan hingga 3 minggu
kedepan.
”Saat ini ada sekitar 600 ekor sapi yang telah didatangkan dari luar
daerah, sedangkan untuk ketersediaan ayam juga tidak perlu dikhawatirkan karena
berdasarkan tahun-tahun sebelumnya para pengusaha peternakan sudah biasa
menyikapi situasi demikian,” katanya.
Terlepas dari kenaikan harga hal penting menurut Syamsul yang harus
dicermati warga saat ini adalah mengecek kewajaran daging atau ayam potong
ketika membeli, baik dari kewajaran ukuran berat atau kualitas kesegarannya.
”Bila ada menemukan indikasi kecurangan warga bisa langsung melapor ke
dinas peternakan, sejauh ini kami juga akan terus melakukan pemantauan dan
monitor kualitas mutu daging atau ayam yang dijual di pasaran,” demikian
Syamsul.(hms3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar