SAMARINDA–Kondisi laju pertumbuhan penduduk Samarinda yang mencapai
3,12%/tahunnya, disatu sisi menjadi salah satu potensi, namun pada sisi lain
bila tidak dikendalikan tentunya akan menjadi persoalan tersendiri pada
perkembangan kota berkaitan masalah kesejahteraan, kesehatan dan
ketenagakerjaan serta ragam persoalan sosial kemasyarakatan lain.
”Untuk itu dalam pertumbuhannya masalah kependudukan ini perlu mendapat
perhatian semua pihak,” ucap Sekkot Zulfakar ketika membuka sosialisasi
kebijakan & Strategi Advokasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
Kependudukan dan KB bagi SKPD dan mitra kerja di lingkungan Pemerintah Kota
Samarinda, Kamis (20/6).
Menurutnya salah satu strategi dalam penanggulangan masalah kependudukan
ini adalah dengan peningkatan kualitas dan akses pelayanan KB.
Oleh karena itu ia sangat menyambut baik adanya advokasi ini, sebagai salah
satu upaya untuk terus meningkatkan pemahaman penentu kebijakan agar dapat
memberikan dukungan terhadap program KB.
”Karena dalam pelaksanaannya masalah kependudukan ini tidak tertumpu pada
badan keluarga berencana saja, melainkan meliputi pula peran serta unit lembaga
terkait sesuai dengan tupoksinya,” tandas Zulfakar.
Sementara itu terkait dengan kegiatan sosialisasi Kepala Badan KBKS Kota
Samarinda Nani Ruminingsih menyebut bukan indikasi adanya penurunan capaian sasaran
program keluarga berencana melainkan sebagai media untuk mewujudkan komitmen
para pemangku kepentingan dan mitra dalam meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang program KB.
Tentang pengertian KIE secara umum ia menggambarkan komunikasi meliputi
suatu proses penyampaian isi pesan pembangunan kependudukan dan keluarga
berencana (PKKB) dari seseorang kepada pihak lain untuk mendapat tanggapan.
Sementara informasi adalah data tentang PKKB, dan edukasi adalah kegiatan yang
mendorong terjadinya perubahan prinsif seseorang/kelompok dalam PKKB. ”Advokasi
sendiri adalah upaya untuk mengajak dan memotivasi para pembuat kebijakan agar
mengeluarkan regulasi PKKB terutama yang berpihak kepada masyarakat marginal,”
tandasnya. (Hms3).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar