2013, Kontribusi PAD Diprediksi Jadi Rp 4 M
SEIRING telah dipindahnya seluruh aktifitas bongkar muat dan penutupan
Pelabuhan Samarinda efektif 1 Februari lalu, diyakini bagi hasil laba dari
perusahaan patungan PT Pelabuhan Samudera Palaran (PSP) Terminal Peti Kemas
bakal meningkat drastis dengan perkiraan mencapai Rp 4 miliar.
Dalam RUPST terungkap, bagi hasil yang murni diterima Pemkot, dimana untuk
tahun 2012 nilai sekitar Rp 1 miliar, dimana itu hanya dari Juni hingga
Desember. Sementara untuk Januari 2013 bagi hasil yang sudah masuk kas Pemkot
melalu Dinas Pendapatan senilai Rp 417.565.488, dan Februari Rp 411.231.593.
"Untuk bulan Maret, kita sudah menerima laporan pekerjaan, bagi hasil yang
akan kita terima Rp 538 juta. Berdasarkan perhitungan ini, dimana Januari dan
Februari per bulannya sudah diatas Rp 400 juta. Perkiraan kita, tahun 2013 bagi
hasil yang kita dapat dari aktifitas bongkar muat TPK Palaran bisa lebih Rp 4
miliar," ucap kepala Dispenda Samarinda A Lujah Irang menjelaskan kepada
media seusai RUPST di hotel Novotel pekan lalu.
Dengan suntikan kontribusi luar biasa dari PT PSP, disamping lagi dari
kran-kran pendapatan lainnya, sebutnya mereka akan mengajukan penambahan target
PAD pada APBD Perubahan tahun ini.
Ditegaskan Sekkot Zulfakar Noor, prediksi peningkatan PAD dari lumbung PT PSP
sebagai konsorsium Pemkot Samarinda bersama PT Samudera Indonesia dan PT
Pelindo IV, disebabkan sudah sepenuhnya aktifitas bongkar muat, baik dari
Surabaya maupun Jakarta dilakukan di TPK Palaran, tidak lagi pelabuhan
konvensional Samarinda.
"Ketika masih di Pelabuhan Samarinda yang lama, kita tidak mendapat
kontribusi bagi hasil, karena memang kita bukan pemilik saham seperti sekarang
di TPK Palaran. Yang jelas, kita tidak mengeluarkan uang untuk membangun TPK
Palaran, tapi dapat bagi hasil yang masuk ke kas daerah. Ini baru berbicara
untuk kas daerah, belum lagi multiplier effect lainnya, baik perekonomian
hingga perkembangan kota," tandas Zulfakar.
Tak hanya itu, lanjut Zulfakar, pelayanan dan kontribusi yang diberikan kepada
pengguna jasa, diantaranya waktu tunggu sandar kapal menjadi lebih cepat dari
sebelumnya 3 hari menjadi 17 jam sehingga biaya operasional kapal menurun,
waktu pelayanan bongkar muat pun lebih cepat dari rata-rata 3 hari per kapal
jadi 15 jam per kapal.
"Biaya logistik per unit container akan lebih kecil karena biaya
operasional yang menurun dan dengan lancarnya distribusi barang dan turunnya
biaya logistik diharapkan dapat menjadi penunjang pertumbuhan ekonomi kota
khususnya dan Kaltim umumnya," ucap Zulfakar.
Zulfakar menyebutkan dengan singkatnya pembongkaran dan waktu sandar,
diproyeksikan volume TPK Palaran 2013 mencapai 261.488 teus atau meningkat 48
persen dibandingkan volume 2012 yang mencapai 175.641 teus.
Mengantisipasi pertumbuhan di 2013, Asisten II Suko Sunawar mengemukakan akan
dilakukan pembangunan container yard (CY) di area cadanganseluar 2,3 Ha
kapasitas 100.000 teus dan dilakukan perkuatan dermaga serta penambahan alat 1
unit Container Crane (CC), 4 unit Rubber Tyred Gantry (RTG) dan 5 unit terminal
truk.
"Dengan pengembang CY dan penambahan alat, kenaikan biaya operasi,
fluktuasi harga BBM, akan dilakukan kenaikan tarif Rp 650.000 per teus dari
sebelumnya Rp 500.000 per teus atau naik 30 persen per 1 Agustus nanti.
Tentunya terlebih dahulu dibentuk tim kenaikan tarif yang akan melakukan
sosialisasi," pungkas Suko.(habis/hms2)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar