**Di SMKN 6
Sempaja Hanya 1 Tidak Hadir Tanpa Keterangan
SAMARINDA—Asisten
I Setkot Samarinda H Diwansyah bersama kepala Dinas Pendidikan Samarinda Ibnu
Araby, kepala Kantor Kementerian Agama Samarinda H Abdul Moeis meninjau sekolah
rawan banjir di hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di kota Samarinda,
Jumat (19/4).
Pelaksanaan UN
yang tertunda 1 jam dan dimulai jam 9 pagi membuat waktu untuk meninjau sekolah-sekolah
menjadi terbatas yang berbenturan dengan waktu ibadah Shalat Jumat. Rombongan
sendiri awalnya memulai start kunjungan di SMAN 2 Jl Kemakmuran.
Dari SMAN 2,
kemudian rombongan meninjau sekolah rawan banjir di SMAN 9 Lempake. Hasil
pantauan terjadi genangan air di jalan poros Lempake dekat kantor kelurahan.
Namun genangan air hanya semata kaki dan tidak panjang, sehingga tidak
mengganggu.
“Apalagi di SMAN
9, siswanya mayoritas warga sekitar Lempake, jadi tidak memberi masalah
krusial. Buktinya di hari pertama ini hanya satu yang tidak hadir, karena
memang sudah mengundurkan diri,” ungkap Diwansyah seusai menerima laporan dari
panitia UN SMAN 9.
Dari Lempake,
rombongan melanjutkan kunjungannya ke SMKN 6 Sempaja di Jl Batu Cermin.
Rombongan yang terdiri 3 mobil, termasuk media massa ini sempat terjebak
kemacetan di Jl Ahim. Kemudian berlanjut lagi kemcetan karena banjir di Jl
Wahid Hasyim, dimulai dari depan Perumahan Sempaja Lestari Indah.
Meski banjir,
rombongan tetap nekat selama masih bisa dilalui. Namun, rombongan terpaksa
balik arah ketika sampai di simpang tiga Bengkuring. Pasalnya warga melarang
mobil untuk melanjutkan ke arah Batu Cermin karena ketinggian banjir hingga
sepinggang orang dewasa.
Karena tidak
bisa ke SMKN 6, Ibnu Araby langsung menelpon kepala SMKN 6 Samarinda, dan
meminta laporan.
“Banjir ini
banjir kiriman. Jadi saat anak-anak turun ke sekolah belum terjadi banjir besar
ini, sehingga tidak mengganggu anak-anak menuju sekolah. Jadi hanya 1 peserta
ujian saja yang tidak hadir, dan sampai saat ini siswa itu tidak bisa
dihubungi. Tapi nanti akan diikutkan ujian susulan,” ucap Ibnu.
Menurutnya
anak-anak yang sedang mengikuti ujian, belum bisa langsung pulang. Mereka
menunggu banjir turun, barulah pulang. “Pihak sekolah nanti akan menghimbau
anak-anak agar tidak langsung pulang, sambil menunggu banjirnya turun. Takutnya
nantinya terjadi sesuatu hal,” ucapnya.
Lain halnya
banjir besar itu di saat pagi, lanjut Ibnu, maka anak-anak akan diantar ke
sekolah dengan menggunakan truk maupun bus sekolah yang stanby di posko waspada
Banjir di GOR Sempaja.
“Motor anak-anak
akan diparkir di GOR, kemudian anak-anak diantar dengan truk. Begitu juga
pulangnya kembali diangkut lagi,” imbuhnya.
Karena gagal ke
SMKN 6, rombongan kemudian meninjau Posko Waspada Banjir di GOR Sempaja. Di
sini lengkap petugas Dishub, termasuk 2 unit truk dukungan ormas Pemuda
Pancasila yang disiapkan untuk armada pengangkut siswa saat banjir.
Tak hanya batal
ke SMKN 6, rombongan juga batal untuk meninjau pelaksanaan UN di MAN 1 JL P
Suryanata, karena waktu sudah hampir masuk shalat Jumat.
Berbicara
masalah posko waspada banjir, Ibnu menyebutkan disiapkan 5 posko. Pertama bawah
tanggung jawab Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di kecamatan Sungai
Kunjang untuk menjangkau wilayah Sungai Kunjang, Samarinda Ulu, Samarinda Ilir,
kedua di bawah tanggung jawab Sapol PP di kecamatan Samarinda Seberang
menjangkau Samarinda Seberang, Loa Janan Ilir dan Palaran. Ketiga di GOR
Sempaja dibawah tanggung jawab Dishub dengan wilayah Samarinda Utara dan Sungai
Pinang.
“Ada juga
penanganan banjir mobile dibawah tanggung jawab Dinas Bina Marga dan Pengairan
(DBMP) dan bagian Pembangunan Sekretariat kota, ditambah lagi posko utama di
kantor Dinas Pendidikan Samarinda,” terang Ibnu.(hms2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar