**Pemkot Berikan Pembinaan bagi Pedagang Daging dan
Penggiling Bakso
SAMARINDA—Pemkot Samarinda yang langsung dipimpin
wakil wali kota Samarinda H Nusyirwan Ismail memberikan pembinaan kepada
pedagang daging sapi dan penggiling daging bakso di pasar Segiri, di ruang
kantor UPTD Pasar Segiri Dinas Pasar, Rabu (27/2).
Sebelumnya 13 Februari Pemkot melakukan inspeksi
mendadak (sidak) dengan mengambil 14 sampel, hasilnya 4 positif bagi penjual
daging, dan 1 positif penggiling bakso.
“Hari ini tidak dalam rangka si A salah, si B salah,
tapi bagaimana yang jual daging sapi menjual daging sapi. Jadi pemerintah bukan
salah menyalahkan, tapi pembinaan. Sebab pemerintah mengawasi barang yang
diperdagangkan, seperti halnya ada daging yang tercampur babi di pasar ini,”
kata Nusyirwan.
Nusyirwan mengatakan pemerintah juga tidak bisa
menyembunyikan hasil uji petik, dan mengumumkannya pun harus sedemikian rupa.
“Kita pemerintah mengambil langkah supaya tidak meresahkan masyarakat, dan
pedagang supaya dagangannya tidak turun. Tidak mungkin disembunyikan karena
pemerintah adalah Pembina masyarakt, dan tidak ingin merugikan semua pihak,”
tuturnya.
Menurutnya setelah pembinaan kemarin, kembali pemkot
akan melakukan uji petik dengan waktu yang tidak diketahui. “Harapan saya,
nanti dikoran tertulis judul Pasar Segiri bebas daging babi, dan juga akan
dipasang spanduk. Dengan tidak ada lagi, tentunya pedagang yang jujur akan
nyaman berjualan dan konsumen pun nyaman tanpa diselimuti keraguan dan
ketakutan,” imbuhnya.
Dijelaskannya, saat uji petik pasca pembinaan akan
lebih tegas lagi, saat uji petik nanti dicantumkan alamat dan namanya. “Kalau
sampai positif mencampur daging babi lagi, kita akan tutup, dan mereka tidak
boleh berjualan lagi. Kalau kita memberikan tindakan tegas, kita harus didukung
pula. Jangan sampai setelah kita tutup, ada demo dan langkah penentangan
lainnya,” imbuhnya.
Terhadap temuan kembali, lanjutnya ada dua penegakan
, yaitu pemerintah menghentikan penjualan oleh si pelaku, penegak hukum
memproses secara hukum seperti halnya kasus di Palaran.
“Kami juga meminta kepada BPOM untuk meningkatkan
pengawasan daging, termasuk bakso, sop, rawon, juga daging impor di mal. Di
sisi kami pemerintah terus bergerak di pasar-pasar lain,” tandasnya.
Sementara ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Samarinda KH Zaini Na’im mengingatkan agar pedagang tidak bertindak culas.
“Dosa paling ringan culasnya pedagang, bagaikan anak menyetubuhi ibunya
sendiri. Ini yang teringannya,” tegasnya.
Di kesempatan itu, tidak disia-siakan Zaini Na’im
untuk mengingatkan pedagang yang culas dalam timbangan, menyuntik ayam,
termasuk ada yang berjudi.
Selain MUI, pembinaan juga disampaikan Binmas
Polresta Samarinda, informasi dari Badan Penyelesaiaan Sengketa Konsumen (BPSK)
Samarinda dan BBPOM.(hms2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar