**Ibu-Ibu Dibekali Perlindungan HIV/AIDS
Orang dengan HIV dan AIDS atau
biasa dikenal ODHA tidak semestinya mendapatkan diskriminasi, bisa saja mereka
hanya korban akibat dari orang yang memang terkena HIV/AIDS akibat perilaku
seks menyimpang.
“Jangan didiskriminasikan mereka,
apalagi bagi mereka yang hanya menjadi korban. Belum lagi kalau kita berbicara
masalah penularan, kalau hanya berbicara dan bersentuhan kulit pun tidak akan
tertular, jadi jangan dikucilkan mereka sehingga mereka punya semangat untuk
terus hidup dan memasyarakat,” ucap Wakil Ketua TP PKK Hj Sri Lestari Nusyirwan
ketika menjadi narasumber pada Seminar dalam Rangkaian Hari AIDS dan Ibu ke 84
di rumah jabatan walikota, Rabu (6/12).
Dijelaskan isteri wakil wali kota
Samarinda ini, bahwa penularan HIV 99 persen diakibatkan hubungan seks
berganti-ganti pasangan, dan transfusi darah 12,5 persen.
“Kadang ada anak bayi yang sudah
tertular. Jelas ini bukan karena bayi itu, melainkan akibat orang tuanya. Kita
ibu-ibu keluar dari seminar hari ini, komitmen ODHA ini harus diorangkan dan
dilindungi,” tegasnya.
Menurutnya jika dijauhi malah akan
berbahaya lagi, sebab mereka akan takut dan bersembunyi. Ini akan sulit
diteliti sehingga lebih kemungkinannya menularkan lagi.
“Dulu AIDS banyak di kalangan PSK,
sekarang bergeser ke ibu rumah tangga. Ini perlu kita waspadai. Kalau isteri
tertular, maka janin di dalam kandungan sudah beresiko tertular HIV,” tandas
Sri yang tampil dengan dimoderatori ketua Dharma Wanita Persatuan Samarinda Hj
Mardiana Zulfakar.
Oleh karena itu, sebutnya perlunya
komunikasi dan kejujuran dalam berkeluarga. “Yang penting lagi, bagaimana
ibu-ibu semua, bisa menciptakan suasana agar jangan sampai anggota keluarganya,
mulai suami maupun anak-anak menjadi betah di luar rumah. Apalagi suami jangan
pula sampai mencari orang yang menyayanginya di luar. Jangan suka marah dan
dandan cantik di rumah,” tuturnya.
Sebelumnya Asisten III H Ridwan Tassa
dalam sambutannya membuka kegiatan mengatakan pengidap HIV sejak tahun 1997
hingga saat ini mencapai 1.492 kasus, termasuk 120 ibu tertular HIV.
“Kondisi ini sangat mengkhawatirkan,
karena kemungkinan masih banyak yang belum memeriksakan dirinya. Untuk itu saya
menghimbau kepada semua pihak agar serius mengawal persoalan ini. Koordinasikan
langkah-langkah yang efektif untuk memberikan hasil terbaik,” tandasnya.
Ketua panitia yang juga kepala Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan (BPMP) Samarinda Nurul menyebutkan
seminar kemarin sebagai upaya memberikan perlindungan kepada ibu dan anak
terhadap HIV/AIDS.
“Makanya hari ini peserta adalah ibu-ibu
dari berbagai organisasi wanita, termasuk dari kelurahan dan kecamatan sebagai
garda terdepan yang langsung berhubungan dengan warga,” imbuhnya.
Kegiatan kerjasama BPMP Samarinda dengan
KPAD, PKK, DWP dan SKPD terkait lainnya ini, selain menghadirkan narasumber
dari PKK yang bertema Pentingnya Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dalam
Upaya Melindungi Perempuan dan Anak dari HIV, juga menghadirkan dari KPAD dan
Dinas Kesehatan.(hms2)