Agar
selalu sigap dalam menanggani berbagai bencana di Kota Tepian, dalam waktu
dekat Pemerintah Kota Samarinda segera menerbitkan Standart Operasional
Prosedur terkait penanggulangan bencana di Kota Samarinda.
“Penerbitan
SOP ini tujuannya agar penanganan bencana di Samarinda bisa lebih terarah,”
ungkap Wakil Walikota Samarinda Nusyirwan Ismail ketika membuka diskusi publik
penyusunan konsep rencana penanggulangan bencana, di Balaikota Senin (12/11)
kemarin. Sehingga lanjutnya pelaksana di lapangan apabila ada bencana, instansi
terkait betul-betul memahami bagaimana prosedur membangun lokasi pengungsian,
bagaimana membangun dapur umum, penanganan kesehatan, dan sebagainya.
Mengingat
jelas dia di Samarinda sendiri resiko terhadap terjadinya bencana sangat
tinggi sekali, khususnya bahaya kebakaran. Karena fakta sepanjang tahun
2012, ia menyebutkan sudah terjadi 60 titik kebakaran.
”Untuk
itu mengingat tinggi resiko kebakaran ini, setidaknya instansi penanggulangan
bencana juga harus memiliki program management rencana yang lebih baik. Baik
itu penanganan saat terjadi bencana maupun pencegahan,” pintanya.
Karena
musibah ini juga sambung dia akibat dari pertumbuhan penduduk di Samarinda yang
cukup tinggi, banyaknya warga pendatang sehingga memunculkan kebutuhan rumah
sewaan tinggi.”
Karena
tak dipungkiri pemicu api kebakaran itu sendiri kebanyakkan berasal dari rumah
sewaan yang rata-rata memiliki instalasi listrik yang sangat kacau, dan hal ini
tentunya harus menjadi perhatian serius bersama,” kata Wawali.
Selain
itu, pengawasan terhadap bangunan di daerah yang rawan terjadinya bencana juga
patut menjadi catatan penting pihaknya, khususnya bangunan yang berada di atas
gunung yang rawan terjadinya longsor.
”Bangunan
ini perlu diawasi, khusus bagi instansi terkait saya minta tidak lagi
mengeluarkan izin bagi bangunan apapun di daerah yang rawan bencana,” katanya.
Sementara,
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Samarinda Dadang Airlangga
menyebutkan Samarinda tidak berharap adanya bencana yang besar menimpa, tetapi
pihaknya harus tanggap dan siap siaga menghadapi bencana.(HMS8)