Inflasi Kota Samarinda Agustus 2012 mencapai
2,29 persen. Angka ini tertinggi setelah Kota Palu, Sulawesi Tengah. Kepala Badan Pusat Statistik Samarinda Srie Sis Sugianto
mengatakan ikan layang dan udang segar merupakan penyumbang inflasi terbesar di
kota Tepian.
”Hasil ini berdasarkan data dari 600 komoditi yang telah
kita suvei,” ucapnya kepada wartawan, Kamis (13/09) lalu. Bahkan dia menyebutkan angka inflasi itu tadi tertinggi
di atas rata-rata daerah di Kaltim secara keseluruhan yang mencapai 1,99
persen.
Sementara Deputi Ekonomi Moneter Bank Indonesia
Kalimantan Timur Teguh Setiadi, mengutarakan kenapa ikan merupakan penyumbang
inflasi tertinggi karena tingkat warga mengkonsumsi ikan di Samarinda sendiri
sangat tinggi sekali.
Belum lagi ditambah dengan cuaca yang tidak menentu, dan
tidak melautnya para nelayan pasca lebaran ini, sehingga sangat menganggu harga
ikan di pasaran.
”Selain itu struktur pasar di Kota Samarinda cenderung
monopoli – oligopoli pada hampir seluruh komoditas yang diteliti memberikan
implikasi bahwa pelaku pasar memiliki kontrol yang cukup besar terhadap harga
di pasaran,” urainya.
Ditambahkannya kondisi pesaing juga berpotensi semakin
mempertajam fluktuasi harga komoditas. Menanggapi hal tersebut, Asisten II Pemkot Samarinda Suko
Sunawar mengatakan Pemerintah akan segera merencanakan program pengendalian inflasi
dari semua SKPD terkait. ”Termasuk penyumbang inflasi harus diteliti penyebabnya
dengan serius,”pintanya. Karena sambung dia tak hanya ikan, kebutuhan barang
di Samarinda juga masih banyak tergantung dengan provinsi lain sehingga inflasi
yang tinggi terus mengancam.(hms 7)