Bukanlah suatu halangan ketika berada jauh dari kota, karena kecanggihan sarana
informatika dan telekomunikasi akan memangkas jauhnya jarak itu. Sepertinya
halnya wali kota Samarinda H Syaharie Jaang yang sedang mengikuti pendidikan
Transformasi Kepemimpinan di Indonesia yang diselenggarakan Badan Diklat
Kementerian Dalam Negeri di Harvard Kennedy School, Boston USA mulai 16
September lalu hingga pertengahan Oktober, masih tetap memonitor perkembangan
di Samarinda, bahkan perolehan medali cabor Gulat di PON XVIII dan persiapan
Porcanas.
”Walaupun sedang mengikuti pendidikan, saya tetap memonitor perkembangan
kota. Komunikasi dengan jajaran di Samarinda tetap jalan, termasuk perkembangan
sehari-hari, begitu pula perolehan medali cabor Gulat dan persiapan Porcanas,”
ungkap wali kota dalam pesan di BBM kepada bagian humas dan protokol Pemkot,
Selasa (18/9) subuh atau Senin (17/9) sore waktu USA---perbedaan waktu
Samarinda dengan USA sekitar 12 jam.
Seperti kondisi hujan di Samarinda, wali kota juga mengetahui. Ia meminta
warga menjaga kebersihan drainase, dan yang tinggal di bukit supaya mewaspadai
longsor.
Wali kota yang juga ketua umum Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI)
Samarinda dan ketua harian PGSI Kaltim sekaligus Koordinator Pemenangan 5
Cabor, mengaku memantau perolehan medali.
Dicontohkannya seperti laporan yang diterimanya dari Suryadi sebagai
pelatih gulat, menginformasikan bahwa hingga Senin (17/9) cabor gulat sudah
meraih 11 emas, 1 perak dan 4 perunggu.
Sedikit bercerita aktivitasnya di sana, tiap harinya mulai belajar jam 8
pagi hingga 5 sore, makan siang dan shalat Dzuhur di kampus. ”Masak, masak
sendiri, setrika baju juga sendiri. Mohon doa warga agar saya selalu sehat dan
bisa menyerap ilmu disini sehingga saat pulang bisa bermanfaat untuk membangun
kota kita,” imbuhnya.
Syahari Jaang sendiri, dalam kepengurusan Delegasi Harvard Kennedy School
dipercaya sebagai sekretaris, sedangkan ketua bupati Minahasa Selatan Christiany
Eugenia Paruntu. (hms2)