. Sampah Loa Bakung Diolah Jadi “Emas” - Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda
News Update :
## Saksikan dan ikutin..!!! FESTIVAL MAHAKAM XIII Tahun 2013 Pada Tanggal 01 - 03 Nopember 2013 di Tepian Mahakam Kota Samarinda ##

Rabu, 19 September 2012

Sampah Loa Bakung Diolah Jadi “Emas”



**Wawali : Jangan Ada Lagi Petani kita Beli Pupuk Luar

Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, ditunjuk sebagai pilot project dalam pengolahan sampah berwawasan lingkungan. Betapa tidak, sampah yang dihasilkan warga perumahan Korpri dan sekitarnya setiap  hari bisa dikelola menjadi emas berharga alias pupuk kompos. 
Lewat peragaan  Teknologi pengomposan sampah organic dan non organic oleh PT Nurshalam Raya, Selasa (18/09) kemarin,  kini warga tidak lagi menyepelekan masalah sampah. Karena  alat tekhnologi yang dibandrol sebesar Rp 400 juta  ini dalam sehari mampu memproduksi sampah warga sebanyak 1 ton.
“Artinya kalau program ini jalan berarti kita bisa mengurangi sampah sebanyak tujuh persen dalam sehari,” kata Sugeng Chairuddin Kadis DKP Samarinda disela-sela Launching pengelolaan sampah organik di rumah kompos Jl Jakarta.
Menurutnya program pengomposan sampah tersebut merupakan tindakan yang ekonomis.
“Karena tujuan kita, hari ini masyarakat boleh menganggap sampah, tapi besok sudah berubah menjadi emas. Jadi wajar kalau pemulung menganggap kota ini sebagai surganya, karena sofa saja kadang-kadang ada di tempat pembuangan sampah,” singgungnya.
Karena memang hasil dari pengelolaan sampah tersebut bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Untuk itu sambung dia program yang disampaikan bermaksud untuk mengubah pola pikir masyarakat untuk mengelola sampah secara efektif sehingga bisa memperpanjang umur Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
”Saya optimis  program ini bisa kita terapkan di 50 titik yang tersebar di 10 kecamatan, tentunya dengan melibatkan CSR sebagai sumber pendanaan,” harap Sugeng.
Terpisah, Wakil Walikota Samarinda Nusyirwan Ismail menyebutkan program ini sebagai langkah nyata DKP, bersama dunia usaha dan warga untuk tidak lari dari koridor program 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
“Langkah ini juga sebagai jalan untuk menanggulangi masalah sampah mengingat unit atau armada yang dimiliki Dinas Kebersihan juga tidak memungkinkan,” kata Wawali.
Pemerintah sangat berharap dengan pengembangan rumah kompos tersebut bisa mendukung sampah yang dihasilkan masyakat sehingga tidak perlu lagi membuang ke TPA, tentunya memberdayakan warga dengan menumbuhkan usaha ekonomis.
“Karena ini solusi bahwa  pupuk ini dibutuhkan dalam dunia pertanian, jadi jangan ada lagi petani Samarinda yang membeli  pupuknya di Surabaya atau daerah lain, mengingat kita sekarang sudah bisa menghasilkan pupuk organic,”pintanya.
Termasuk sambung Wawali bagi perusahaan pertambangan yang sedang melakukan reklamasi agar bisa memakai pupuk organic ini.
Ia menambahkan, dengan adanya program ini bukan berarti Pemkot tidak menambah lagi TPA. ”Tetap ada, tetapi dengan program rumah kompos  ini setidaknya bisa memperpanjang umur TPA ke depan. Kita inginkan siklus tetap berjalan buang dan olah lagi sehingga bermanfaat karena bernilai ekonomis,” pungkasnya mengakhiri.HMS5
 

© Copyright Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.