**Wawali : Jangan Ada Lagi
Petani kita Beli Pupuk Luar
Kelurahan Loa
Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, ditunjuk sebagai pilot project dalam
pengolahan sampah berwawasan lingkungan. Betapa tidak, sampah yang dihasilkan
warga perumahan Korpri dan sekitarnya setiap
hari bisa dikelola menjadi emas berharga alias pupuk kompos.
Lewat peragaan Teknologi pengomposan sampah organic dan non
organic oleh PT Nurshalam Raya, Selasa (18/09) kemarin, kini warga tidak lagi menyepelekan masalah
sampah. Karena alat tekhnologi yang
dibandrol sebesar Rp 400 juta ini dalam
sehari mampu memproduksi sampah warga sebanyak 1 ton.
“Artinya kalau program ini
jalan berarti kita bisa mengurangi sampah sebanyak tujuh persen dalam sehari,”
kata Sugeng Chairuddin Kadis DKP Samarinda disela-sela Launching pengelolaan
sampah organik di rumah kompos Jl Jakarta.
Menurutnya program
pengomposan sampah tersebut merupakan tindakan yang ekonomis.
“Karena tujuan kita, hari
ini masyarakat boleh menganggap sampah, tapi besok sudah berubah menjadi emas.
Jadi wajar kalau pemulung menganggap kota ini sebagai surganya, karena sofa
saja kadang-kadang ada di tempat pembuangan sampah,” singgungnya.
Karena memang hasil dari
pengelolaan sampah tersebut bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Untuk itu
sambung dia program yang disampaikan bermaksud untuk mengubah pola pikir
masyarakat untuk mengelola sampah secara efektif sehingga bisa memperpanjang
umur Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
”Saya optimis program ini bisa kita terapkan di 50 titik
yang tersebar di 10 kecamatan, tentunya dengan melibatkan CSR sebagai sumber
pendanaan,” harap Sugeng.
Terpisah, Wakil Walikota
Samarinda Nusyirwan Ismail menyebutkan program ini sebagai langkah nyata DKP,
bersama dunia usaha dan warga untuk tidak lari dari koridor program 3R (Reduce,
Reuse, Recycle).
“Langkah ini juga sebagai
jalan untuk menanggulangi masalah sampah mengingat unit atau armada yang
dimiliki Dinas Kebersihan juga tidak memungkinkan,” kata Wawali.
Pemerintah sangat berharap
dengan pengembangan rumah kompos tersebut bisa mendukung sampah yang dihasilkan
masyakat sehingga tidak perlu lagi membuang ke TPA, tentunya memberdayakan
warga dengan menumbuhkan usaha ekonomis.
“Karena ini solusi bahwa pupuk ini dibutuhkan dalam dunia pertanian,
jadi jangan ada lagi petani Samarinda yang membeli pupuknya di Surabaya atau daerah lain,
mengingat kita sekarang sudah bisa menghasilkan pupuk organic,”pintanya.
Termasuk sambung Wawali
bagi perusahaan pertambangan yang sedang melakukan reklamasi agar bisa memakai
pupuk organic ini.
Ia menambahkan, dengan
adanya program ini bukan berarti Pemkot tidak menambah lagi TPA. ”Tetap ada,
tetapi dengan program rumah kompos ini
setidaknya bisa memperpanjang umur TPA ke depan. Kita inginkan siklus tetap
berjalan buang dan olah lagi sehingga bermanfaat karena bernilai ekonomis,” pungkasnya
mengakhiri.HMS5