Janji Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang untuk mengevaluasi kegagalan
meraih trofi Adipura sebagai pengakuan kota terbersih di seluruh
Indonesia, akhirnya benar-benar direalisasi. Akhir pekan lalu, ia
mengumpulkan sejumlah bawahannya, terutama para pimpinan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang terkait langsung dengan upaya perolehan
Adipura.
“Memang harus diakui, bahwa nilai kita masih kurang jauh. Makanya Pak Wali Kota minta supaya semua SKPD bisa berpacu. Kita semua diminta meningkatkan nilai masing-masing di sektor apa saja,” ujar Kepala
Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kota Samarinda, Endang Liansyah kepada Sapos
kemarin (1/7).“Memang harus diakui, bahwa nilai kita masih kurang jauh. Makanya Pak Wali Kota minta supaya semua SKPD bisa berpacu. Kita semua diminta meningkatkan nilai masing-masing di sektor apa saja,” ujar Kepala
Kata Endang, sebenarnya kegagalan Samarinda meraih Adipura bukan semata kesalahan satu instansi saja, tetapi semuanya. Bahkan termasuk minimnya dukungan masyarakat yang diharapkan bisa mendongkrak nilai untuk Adipura. SKPD dimaksud, di antaranya seperti BLH sendiri, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Dinas Pasar, Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Pendidikan (Disdik), Dinas Cipta Karya dan Tata Kota (Discipkatakot), Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP), serta Dinas Kesehatan Kota (DKK).
“Jadi hampir semuanya. Pada prinsipnya, kita semua siap untuk berbenah bersama dan saling bahu-membahu untuk mengejar Adipura tahun depan,” tegasnya.
Apalagi, lanjut Endang, Wali Kota sudah siap mendukung dari berbagai aspek yang diperlukan. Termasuk pendanaan sekalipun. Diminta kepada setiap SKPD untuk mengajukan keperluan anggaran terkait peningkatan nilai Adipura ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
“Tapi yang perlu ditekankan, Adipura ini jangan sampai menjadi tujuan. Ini hanya jadi pemicu buat kita untuk terus maju dan membenahi lingkungan. Ada atupun tidak ada penilaian Adipura, pembenahan lingkungan tetap harus kita jalankan,” tegas Endang.
Sekadar diketahui, nilai Samarinda per 2012 masih jauh dari standar Adipura. Dari total nilai standar minimal sebesar 72, Samarinda baru mencapai 65. Meski nilainya sedikit meningkat dari tahun lalu yang hanya 62, namun tetap saja tidak bisa meraih trofi Adipura. Karena masih terlalu jauh dari target minimal. (Sapos, 2 Juli 2012)
