Wacana Pemkot Samarinda yang begitu getol merehab bangunan Citra Niaga
tampaknya akan berubah, seiring adanya usulan dari arsitek Citra Niaga
Antonio Ismail Risianto. Dia mengusulkan kepada Pemkot Samarinda agar
dapat membangun Citra Niaga II.
Bagi Wakil Wali (Wawali) Kota Samarinda Nusyirwan Ismail, usulan tersebut sangat memungkinkan dilaksanakan dengan lokasi yang tidak begitu jauh dari Citra Niaga.
Ada opsi Citra Niaga II itu sangat memungkinkan. Misalkan dikembangkan
di lahan eks Pelabuhan Samarinda Jl Yos Sudarso. Sehingga Citra Niaga
yang ada cukup diperbaharui kualitas bangunannya, tapi tidak menambah
bangunan tingkat dan sifatnya hanya menata dasar," ujar Nusyirwan kepada
Sapos Selasa (19/6) siang.Bagi Wakil Wali (Wawali) Kota Samarinda Nusyirwan Ismail, usulan tersebut sangat memungkinkan dilaksanakan dengan lokasi yang tidak begitu jauh dari Citra Niaga.
Citra Niaga yang baru, ujar Nusyirwan, semula pemkot menyiapkan bangunannya dengan nuansa baru tapi konsep dasarnya tetap tradisional. Menggabungkan antara usaha kecil dengan menengah yang dibina dan tertata baik, desain bangunan kemudian dirancang semi terbuka.
"Kita mencontoh Cihampelas Walk (Ciwalk) di Bandung dan Aquatic di Bangkok. Keduanya memiliki konsep yang sama. Maunya ke depan ada kemiripan dengan dua pusat perbelanjaan tersebut. Namun persoalan desain dan rinciannya tergantung investor. Makanya kelak investor diharapkan dapat menggandeng arsitek Citra Niaga (Antonio Ismail, Red) supaya sejarah Aga Khan tidak hilang," tuturnya.
Namun untuk keinginan Antonio agar rehab Citra Niaga menyertakan sumber dana dari APBD kota, Nusyirwan menilai sulit direalisasikan. Pasalnya untuk alokasi anggaran saat ini, Pemkot Samarinda masih konsentrasi untuk membenahi fasilitas dasar dan infrastruktur selama 3 tahun ke depan. Untuk menyertakan dana untuk Citra Niaga, juga harus mendapat persetujuan dari DPRD Kota Samarinda.
"Memang ada keinginan Antonio supaya bisa lebih pro rakyat maka kalau bisa diikuti dengan dukungan APBD. Pendanaan Citra Niaga tidak mungkin semuanya bisa dilakukan pemerintah, jadi kita bisa kerja sama dengan investor, misal APBD 20 persen dan investor 80 persen. Ini seperti pengalaman di Pasar Sungai Dama," urainya.
Adapun opsi lain yang dapat digunakan untuk mendukung penataan Citra Niaga tanpa sepenuhnya tergantung kepada investor, Nusyirwan menjelaskan bisa melibatkan dengan pihak-pihak ketiga dalam bentuk corporate social responsibility (CSR). Semangat menyelenggarakan dukungan perusahaan melaksanakan program CSR cukup berhasil.
"Misalkan CSR dilakukan dengan menata dan memperbaiki kayu-kayu lama yang rusak. Atau bisa dengan binaan nasabah dari perbankan di Citra Niaga, itu bisa saja dilakukan sehingga kesan tradisional di Citra Niaga tetap dipertahankan," terangnya.
Sedangkan untuk Citra Niaga II di kawasan eks Pelabuhan Samarinda, kelak memiliki bangunan lebih maju. Dengan menggandeng investor, Citra Niaga II akan mengakomodir bagi para pedagang Stadion Segiri atau eks Jl Niaga Selatan.
"Siapapun itu investor Citra Niaga dan lokasi bangunan yang berdekatan, maka PKL eks Niaga Selatan harus ikut serta untuk diberi kesempatan tempat. Sesuai janji pemkot dan DPRD mengakomodasi mereka. Karena lokasi baru PKL eks Niaga Selatan di Stadion Segiri itu sifatnya hanya sementara," pungkasnya. (Sapos, 20 Juni 2012)