***Manado dan Samarinda Memiliki
Kesamaan Dalam Keharmonisan
Dilatarbelakangi memiliki kesamaan dari segi keragaman suku dan Agama, Wakil
Walikota Samarinda, Nusyirwan Ismail akhir September lalu memimpin rombongan
Forum Kerukunan antar Umat Beragama (FKUB) Kota Samarinda berkunjung ke Kota
Manado, Sulawesi Utara. Disambut langsung Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) , S.
H. Sarundajang, selama dua jam, Wawali melakukan dialog didepan para pejabat setempat.
Nusyirwan menceritakan kenapa hingga FKUB memilih Sulut sebagai kota tempat
untuk belajar, hal itu menurutnya dilatar belakangi komposisi penduduk di
sulawesi utara mulai beragam, ditambah semakin banyaknya pendatang yang tidak
hanya berbeda suku maupun agama, tetapi kata dia Sulut tetap mampu
mempertahankan kondusifitas antar warga masyarakat sehingga iklim membangun dan
berusaha di wilayah ini semakin membaik.” Karena itulah FKUB samarinda belajar
kemari” ujar Wawali yang juga selaku Dewan Penasehat FKUB Samarinda. Dia
menjelaskan antara Sulut dan Samarinda Samarinda sebenarnya memiliki kesamaan,
mengingat kota Tepian yang merupakan mini Negara Indonesia juga memiliki
beragam suku dan agama sehingga menjadikannya kompleks dan Heterogen.”Sama juga
seperti Sulut tidak hanya mayoritas suku minahasa, tetapi juga menjadi tujuan
pendatang dari beragam suku dan agama.”urainya. Menurut Nusyirwan beberapa hal
tercermin pada masyarakat di Sulawesi Utara diantaranya sangat ramah kepada
pendatang dan mengutamakan musyawarah untuk penyelesaian ragam persoalan
melalui kegiatan pertemuan-pertemuan ibadah maupun melalui rapat di tingkat RT
dan kelurahan. Halitu yang membuat kondisi iklim yang kondusif dan semangat
persatuan di kalangan masyarakat hingga akhirnya jalannya roda pemerintahan dan
pembangunan bisa berlangsung baik.” Lekatnya rasa persatuan ini menjadi
cerminan penting masyarakat Sulawesi Utara sehingga hal tersebut penting untuk
kita adopsi secara langsung karena kita melihat peran pemimpin umat beragama dalam
penyelesaian potensi konflik sangat jelas,”sebutnya. Sementara, Gubernur
Sulawesi Utara , S. H. Sarundajang menguraikan bahwa keunggulan manusia
dibandingkan hewan adalah memiliki akal pikiran. Sehingga dengan menggunakan
akal pikiran yang jernih, seharusnya manusia lebih mampu untuk mejaga persatuan
dan kesatuan tanpa memandang perbedaan. “memiliki agama adalah sebuah keindahan
yang harus senantiasa dikerjakan dengan taat. Karena itu, jangan terlalu
plural. Karena terlalu plural akan melunturkan iman. Kalau iman sudah luntur,
maka pemahaman keagamaan akan setengah-setengah dan berujung pada
pengistimewaan diri sendiri. Ini jelas yang harus di hindari untuk menggiring
suasana diantara warga masyarakat tetap aman dan tertib tanpa perlu melibatkan
aparat keamanan. Tetapi melalui pemimpin umat masing-masing dan tokoh
masyarakat setempat”. pungkasnya (HMS4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar