SAMARINDA—Meski persoalan PDAM Tirta Samarinda
diantaranya bermuara dari imbas bencana alam longsor di Jl Gajah Mada (depan
Kodim), Wakil Wali Kota Samarinda H Nusyirwan Ismail tetap meminta langkah
alternative PDAM agar di bulan Ramadhan masyarakat tidak kesulitan air.
“Tadi kita mengundang PDAM terkait layanan air
bersih menjelang Ramadhan. Karena masyarakat memerlukan ketenangan dan dukungan
layanan publik, baik listrik, air bersih, sembako yang wajar dan lainnya,” ucap
Nusyirwan kepada wartawan seusai pertemuan dengan PDAM di Balaikota, Selasa
(2/7).
Untuk Ramadan nanti, sebut Nusyirwan PDAM diminta
mengantar ke daerah pinggir yang kesulitan air. “Tapi kita sudah mengecek ke
PDAM, dari 8 mobil tangki bantuan pusat, sekarang tinggal 2 yang bisa
dioperasikan. Tentunya tidak maksimal untuk 2 mobil, jadi ada 14 peran mobil
swasta yang bermitra dengan PDAM untuk mengatasi kesulitan warga,” tegas
Nusyirwan.
Namun, Nusyirwan meminta kepada PDAM untuk membuat
perjanjian dengan mitranya tadi, termasuk mengatur batas harga. “Jangan warga
membutuhkan, harga dimanfaat jadi tidak wajar. Apabila mitra PDAM melanggar
aturan, maka mitra swasta ini disanksi tidak menjadi mitra PDAM lagi. Jangan
menggunakan kesempatan Ramadan, harga dinaikkan,” tandasnya.
Tak hanya itu, Dirut PDAM Samarinda Alimudin
menambahkan PDAM juga membuka beberapa titik posko pengaduan pelayanan,
termasuk online dialog via HP dan via SMS.
“Ada beberapa lokasi yang pelanggan bisa datangi,
seperti di kantor Teknik Jl Kinibalu, loket Merdeka, kantor Cabang Jl Kadrie
Oening, loket Carpotek, kantor Cabang Samarinda Seberang, IPA Palaran,”
imbuhnya. Sedangkan online HP bisa langsung menelpon ke 0811580103 khusus
wilayah I dan 082352420100 wilayah II serta khusus SMS ke no 0811552226.
Nusyirwan menyimpulkan sesuai penjelasan Dirut PDAM
Alimuddin yang didampingi Direktur Umum Yusriansyah dan Direktur Teknik Said
Abdul Hamid, PDAM saat ini berhadapan dengan jumlah penduduk yang makin banyak
dan bersamaan itu berhadapan dengan musibah longsornya jalan di Jl Gajah Mada.
“Walaupun hanya 200 meter pipa besar yang belum
tersambung, tapi mengganggu pelayanan. Bukan berarti
PDAM tidak bergerak maju, tapi hambatan alam dan penduduk bertambah banyak
serta PDAM bukan swasta murni,” ucap Nusyirwan.
Terkait longsoran tadi, jelas Nusyirwan, berdampak untuk terganggunya saluran pipa besar PDAM sepanjang 200 meter yang belum bisa
dilakukan penyambungan sekarang, apapun upaya dilakukan tidak bisa, baik ke
sisi darat maupun ke pinggir sungai. “ Jadi harus pekerjaan PU Propinsi yang
diperkirakan selesai November. Setelah itu, barulah mulai memasang pipa besar
200 meter,” tandasnya.
Menurutnya, belum tersambungnya ini
memberi dampak kesulitan air sebagian Samarinda Kota dan Samarinda Utara,
seperti Sidomlyo, Merdeka, Proklamasi, Gerilya, Lambung Mangkurat, Kenangan Jl
Sentosan.
“Bukan karena tidak ada air. Air banyak
tersedia di IPA Cendana, tapi tidak bisa dialirkan. Jadi longsoran depan kodim,
bukan hanya berdampak akses pengguna jalan, tapi juga layanan air bersih. Jadi
biar bagaimanapun, PDAM belum bisa ideal dengan kondisi ini,” tegasnya.
Jadi, lanjut Nusyirwan, setidaknya akhir
tahun PDAM baru bisa bergerak mengingat mulai tersolusinya masalah, baik
penyambungan pipa besar di Jl Gajah Mada maupun di Ringroad II.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar