** Gula Merah Puluhan Tahun Silam, Amplang Bandeng,
Budidaya Jamur jadi Andalan
SAMARINDA—Kelurahan Gunung Lingai yang belakangan
ini terus mengukir prestasi. Kali ini mewakili kota Samarinda dalam lomba
Program terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera
(P2WKSS) tingkat propinsi Kaltim tahun 2013. Gunung Lingai kembali jadi
tumpuan, pasalnya tahun lalu Samarinda menjadi juara di lomba ini.
“Alhamdulillah di tahun lalu gerakan kecamatan
sayang ibu (GSI) Palaran dan P2WKSS kelurahan Lok Bahu meraih juara Kaltim.
Saya berharap di tahun ini pun Samarinda dapat kembali meraih prestasi yang
sama diiringi kualitas yang meningkat dibanding tahun kemarin,” ucap Wali Kota
Samarinda dalam sambutannya yang dibacakan Asisten I Setkot Samarinda Suryawan
Atmaja dalam penyambutan tim penilai Propinsi lomba P2WKSS, KSI/GSI, RSSI/B dan
Perusahaan terbaik Pembina Tenaga Kerja Perempuan di kecamatan Sungai Pinang,
Senin (15/7).
Wali Kota juga berharap peranan seorang wanita
maupun dalam keluarga dan bermasyarakat dapat ditingkatkan intensitasnya karena
wanita sesungguhnya memiliki peranan ganda, yakni sebagai sosok reproduktif,
produktif dan sosial.
“Ketiga peranan ini patutnya diberikan perhatian
agar wanita dapat menjadi sosok yang mumpuni sebagai ibu rumah tangga maupun
wanita pekerja,” tandasnya.
Camat Sungai Pinang M Fahmi mengatakan program
P2WKSS merupakan salah satu program yang strategis untuk mengembangkan potensi
SDM maupun sumber daya alam dengan motor penggerak kaum perempuan.
Ketua Pelaksana P2WKSS Gunung Lingai Tri Wisaka
Wardhana menyebutkan di kelurahan tersebut dibagi menjadi 4 bidang, terdiri
kesejahteraan, pendidikan, kesehatan dan lingkungan.
Menopang 4 bidang di P2WKSS yang diterapkan di
Gunung Lingai itu, diantaranya rumah sehat (lingkungan sehat nilik H Isman,
budidaya jamur di RT 3, Posyandu Nusa Indah (Posyandu Terpadu, yaitu PAUD, TK,
TPA, Posyandu Balita dan Lansia di RT 1), “Kita juga ada pembuatan amplang dari
ikan bandeng dengan ketua kelompok ibu Hasmiyati di RT 5, pembuatan mie basah
di RT 22, dan yang belum punah hingga saat ini adalah produksi gula merah asli
dari aren yang sudah mulai puluhan tahun silam di RT 4,” tandasnya.
Lurah Gunung Lingai Saripudin mengatakan program ini
akan bisa menanggulangi kemiskinan di kelurahannya dan memacu sumber daya
warganya yang belum terpotensikan.(hms2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar