SAMARINDA–Masa Balita adalah masa terpenting dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan anak, periode ini memerlukan vitamin dan
mineral dalam jumlah yang cukup. Guna menyamakan persepsi dalam pemenuhannya
sebagai bentuk penanggulangan masalah gizi kurang, di Balaikota Selasa (16/7)
dilakukan kegiatan sosialisasi Taburia (bubuk tabur gizi) lintas sektor dan Tim
Penanggulangan Gizi Puskesmas.
“Karena dalam penanggulangan gizi kurang ini
seharusnya memang dilakukan secara komperhensif, yang meliputi tindakan
promotif, prepentif, rehabilitatif, dan tata laksana kasus,” jelas Kepala Dinas
Kesehatan Kota drg Nina Endang Rahayu dalam
pertemuan tersebut.
Terlebih bila mengingat Kota Samarinda sebagai ibu kota
propinsi, maka sangat diharapkan lanjut Nina Samarinda bisa terbebas dari
masalah gizi buruk sehingga bisa menjadi barometer bagi daerah lain di Kaltim.
Dalam penanganannya penanggulangan masalah gizi kurang
ini katanya lagi diprioritaskan pada kelompok sasaran tertentu dalam hal ini
bayi usia 0-6 bulan, dan balita usaia 6-24 bulan, dengan cara memberikan kapsul
vitamin A dan fotifikasi vitamin B dan mineral atau yang lebih dikenal dengan
istilah Taburia.
Atau lebih jelasnya nara sumber Yunimar, dari Dirjen Bina
Gizi Depkes RI menyebut taburia tersebut adalah tambahan multivitamin dan
mineral untuk memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh kembang balita pada umur 6-59
bulan dengan prioritas balita 6-24 bulan. Taburi subsidi dan pemerintah pusat
ini dikatakan Yunimar lagi akan diberikan pada masyarakat pada Agustus
mendatang melalui posyandu.
Betapa pentingnya pemenuhan gizi di masa keemasan ini
menurut Yunimar, karena bukan saja untuk pertumbuhan fisik, perkembangan otak
dan kecerdasan serta daya tahan tubuh
terhadap penyakit, kekurangan gizi dimasa tersebut juga bisa membawa dampak
gangguan metabolisme terserangnya seseorang pada penyakit jantung, diabetes
bahkan stroke pada usia muda.(hms3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar