SAMARINDA–Kota Samarinda masih
terus menjadi primadona dalam rujukan sebagai pembelajaran bagi pemerintah
kabupaten/kota maupun DPRD kabupaten/kota luar. Kali ini, dalam sepekan
menerima kunjungan kerja Komisi C DPRD kota Magelang dan DPRD Maluku Tenggara.
Komisi C DPRD Kota Magelang
disertai unsur eksekutif jajaran Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olah Raga
dan Pariwisata, Dinas Tenaga Kerja, DKP, PU, Dishub, BLH, Pemberdayaan
Masyarakat dan Perempuan dan Perpustakaan berkunjung lebih dulu, Rabu (6/3).
Mereka diterima oleh Staf Ahli
Bidang Ekonomi M.Yamin di ruang rapat Wakil Walikota. ”Walaupun dari sisi kemampuan
anggaran, luas wilayah dan jumlah penduduk
Magelang masih jauh berada di bawah Kota Samarinda, namun kami memandang
tepat untuk menggali informasi disini,” ungkap wakil ketua Komisi C H Ali Imron
selaku pimpinan rombongan.
Kemudian dalam kesempatan dialog
sesuai bidang tugas komisi dan SKPD masing-masing, rombongan ini pun
mempertanyakan banyak hal, diantaranya terkait dengan langkah apa yang telah
dilakukan Pemkot Samarinda dalam upaya mempertahankan rumah-rumah kuno, rumah
adat atau benda pusaka sebagai cagar budaya dan apa dasar hukumnya.
Kemudian apa kompensasi
pemerintah terhadap cagar budaya dimaksud. Sedangkan dalam bidang keolahragaan,
anggota rombongan yang diwakili masing-masing kepala SKPD ini sempat pula
mempertanyakan apakah di kota Samarinda ada menganggarkan dana khusus untuk
kegiatan kepemudaan.
Pada bidang PU, sarana jalanpun
sempat menjadi perhatian terkait bagaimana koordinasi antara pemerintah kota,
pemerintah propinsi maupun negara dalam kewenangan pemeliharaan sesuai status
jalan masing-masing.
Begitu pula DPRD Kabupaten Maluku
Tenggara melakukan kunjungan komperasi ke Pemkot Samarinda, Jumat (8/3).
Kedatangan rombongan sejumlah 13 orang ini kembalki diterima M Yamin di ruang
rapat wakil walikota, didampingi sejumlah pejabat SKPD terkait dalam hal ini
bidang pendidikan dan pertanian.
Pertanyaan yang mencuat pada seputar
bidang pertanian dalam hal ini adalah bagaimana langkah Pemkot dalam melakukan
kegiatan pertanian agar dapat tetap menjamin kebutuhan dan ketersediaan
komoditi tersebut, mengingat lahan daerah ini relatif tinggi dengan kegiatan
tambang batubara.
Sementara pada bidang pendidikan
yang menarik bagi rombongan tamu ini adalah terkait Program gratis yang sudah dari beberapa tahun
yang lalu dilaksanakan. Masalahnya menurut juru bicara tamu Abdul Ghani, di Kabupaten Maluku Tenggara sendiri 60%
sekolah dikelola swasta dan asing, yang kebanyakan merupakan program CSR dari
perusahaan di sana.
Untuk itu mereka ingin tahu lebih
jelas bagaimana mekanisme pembiayan dan penyaluran BOSDA yang diberikan
pemerintah untuk SD, SMP dan SMA/SMK di Kota Tepian ini.
Menjawab hal ini Yamin menyebut selain
bersumber dari alokasi APBD Kota sendiri Pemkot mendapat pula suntikan dana
yang cukup besar untuk bantuan operasional sekolah termasuk insentif guru baik
yang sudah PNS maupun yang berstatus PTTB atau PTTH.(hms3/6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar