**Lakukan Revitalisasi di Kecamatan
SAMARINDA—Revitalisasi Perhimpunan Pemberantasan
Tuberculosis Indonesia (PPTI) Samarinda, dengan gerakan sosialisasi di
kecamatan-kecamatan sejak 21 Februari lalu, sejalan dengan fakta di lapangan,
yang saat ini angka putus berobat terjadi peningkatan dan angka kesembuhan menurun.
“Dengan revitalisasi ini, kita akan menggenjot lagi
peran kader PPTI, baik di kecamatan maupun kelurahan. Tak hanya sampai di
sosialisasi ini, tahapan selanjutnya kita akan melakukan pelatihan dan
pembentukan kader PPTI lagi. Dimana saat ini kader PPTI mencapai 168 orang,”
ungkap ketua PPTI Samarinda Hj Puji Setyowati di sela-sela sosialisasi
baru-baru ini.
Puji yang didampingi wakil Sekretaris PPTI Sunardi
mengatakan, besarnya peranan kader PPTI dalam menyembuhkan penderita
tuberculosis (TB). “Kader PPTI akan menjaring penderita, kemudian mendampingi
minum obat dan melakukan pengawasan kepatuhan berobat. Kenapa harus didampingi,
langkah ini penting, karena saat minum obat, penderita merasa tidak nyaman,
makanya harus didampingi untuk diberi penjelasan,” tandasnya.
Hal ini lanjutnya untuk mencegah terjadinya putus
berobat yang programnya selama 6 bulan. “Kalau putus berobat, penderita tidak
bisa berobat di Puskesmas karena bisa kebal, sehingga harus berobat di dokter
praktek atau swasta. Kalau di swasta biayanya mencapai Rp 800-Rp 900 ribu per
bulan sampai tuntas 6 bulan,” terangnya.
Di puskesmas sendiri, sebutnya pasien tidak dipungut
biaya karena ditanggung Pemkot melalui program Jamkesda. “Makanya jangan sampai
terjadi putus berobat, sehingga penyembuhan terhadap penderita TB juga
menurun,” imbuhnya.
Hingga kemaren, kegiatan ini sudah berlangsung di 6
kecamatan, dan akan terus berlanjut hingga di 10 kecamatan.(hms2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar