SAMARINDA—Memberikan jaminan kepastian terhadap
konsumsi bakso yang banyak dijual di masyarakat, wakil wali kota Samarinda H
Nusyirwan Ismail melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke penggilingan daging
sapi di Pasar Segiri. Agar tidak kecolongan, wawali memilih waktu seusai shalat
subuh yang dilakukan berjamaah di masjid Al Khair Jl Dr Soetomo, kemudian
berjalan kaki sekitar 400 meter menuju penggilingan, Rabu (13/2).
Dengan masih mengenakan pakaian muslim dan berkopiah,
wawali yang hanya bersandal kemudian menggulung sedikit celana panjangnya dan
dengan leluasa masuk ke pasar bersama tim yang terdiri Plt Kepala Dinas
Peternakan Kaltim Dadang Sudarya dan petugas laboratorium Disnak Kaltim, kepala
Dinas Peternakan dan Perikanan Syamsul Bachri, kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Robby Hartono dan kepala Satpol PP Ruskan.
Sesampai di penggilingan, Nusyirwan langsung
berdialog dengan penggiling maupun konsumen. Tak hanya itu, wawali pun ikut
memegang daging yang telah digiling, kemudian oleh tim langsung mengambil
sampel untuk diuji di laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner ( Kesmavet) Dinas
Peternakan Kaltim.
“Hari ini kita sidak di penggilingan daging sapi
untuk bakso, dengan mengambil sampel kemudian diperiksa di laboratorium Kesmavet
Disnak Kaltim. Kurang lebih 3 hari, sampel ini bisa diperoleh hasil ujinya,”
ucap Nusyirwan yang juga menyempatkan meninjau los penjual daging yang menjadi
langganan pedagang.
Pengampilan sampel ini menurut Nusyirwan untuk
meyakinkan di masyarakat tentang kualitas penggilingan bakso. “Karena ini belum
ada hasil, maka kami berharap hasilnya negatif tidak terkontaminasi dengan
daging babi atau celeng. Jika sampai terkontaminasi, sangat disayangkan sebab
bisa mengganggu penjualan yang lain. Pagi ini, kita belum bisa menjustifikasi,
sebab hasil sampel 3 hari lagi yang menentukan,” tuturnya.
Sidak kemarin, lanjut Nusyirwan juga membuktikan
pemerintah terus bergerak mengawasi barang beredar, termasuk makanan yang
diawasi secara berkala sesuai aturan berlaku dengan pola uji petik yang tidak
beraturan dan insidentil.
“Tujuan lainnya, dari kegiatan ini kita ingin
membina mereka pedagang bakso maupun penggilingan, pembinaannya sampai ke label
halal. Kita juga tidak melarang bagi mereka yang memproses khusus daging babi,
karena memang daging babi ada konsumen. Tapi tidak boleh dicampur adukan, yang
babi boleh berproses, yang sapi harus jujur tanpa mencampur atau dioplos,”
tegasnya.
Menurutnya kecenderungan mencampur ini karena adanya
disparitas harga, sama halnya jika terjadi kesenjangan harga BBM subsidi dengan
non subsidi yang jauh selisihnya.
“Saya juga sependapat dengan apa yang disampaikan
salah satu pedagang di los daging sapi, bahwa tingginya harga sapi diantaranya
disebabkan pasokan yang selalu minim. Jika program gubernur Swasembada Sapi
sukses, kita bisa menekan harga jual sapi yang kata Pak Samsuni tadi
dipermainkan di level atas pemasok daging. Ini juga bisa menjadi solusi daging
sapi yang dioplos daging babi atau celeng,” tegasnya.
Terkait pedagang yang tidak jujur, Nusyirwan
mengungkap pula ada terjadi di Palaran yang sedang diselidiki kepolisian.
“Kemarin Dinas Peternakan Kota diminta untuk menjadi staf ahli dalam penyelidikan
karena tertangkap tangan yang terindikasi kearah pencampuran. Tapi ini masih di
ranah polisi dan biar berjalan dengan sendiri,” tegasnya. Namun, katanya jika
hasil kemaren ada yang positif, maka akan dilakukan pembinaan dengan mengumpulkan
pedagang di pasar ini, kemudian diberikan penyuluhan.
“Mudah-mudahan mereka bisa berdagang fair. Mana yang
babi, dikasih label babi, yang sapi dikasih halal. Ini adalah proses pembinaan.
Sampel hari ini bisa untuk menjadi keterwakilan dan meyakinkan karena kita
lakukan dadakan, tanpa memberi tahu Dinas Pasar,” pungkasnya.(hms2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar