**Ketika
Kunjungi Murid SD Korban Perkosaan Oknum Guru
SAMARINDA—Memberi
semangat dan memantau kondisi langsung terhadap murid SD korban perkosaan oknum
gurunya hingga hamil 6 bulan di salah satu rumah singgah mitra dari Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Samarinda, wakil
wali kota H Nusyirwan Ismail bersama Penasehat (P2TP2A) Samarinda Hj Sri
Lestari Nusyirwan dan kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan (BPMP)
Samarinda Nurul Muminayati, Jumat (1/2) lalu mengunjungi.
“Kedatangan kami
ke sini untuk memberikan semangat kepada anak kita yang menjadi korban
perkosaan, dan mengapresiasi ibu Tari yang mau menampung. Kami yakin, dengan
dukungan ibu disini mereka akan teranyomi. Apa-apa yang bisa kami bantu, bisa
disampaikan, Insya Allah, baik dari pribadi maupun Pemkot kita akan usahakan,”
tutur Nusyirwan.
Nusyirwan
mengaku sedikit lega dengan dititipkannya korban yang diperkosa oknum guru itu
di rumah singgah Ibu Tari, mengingat Tari sendiri seorang perawat yang tahu
masalah kesehatan dan saat ini korban mentalnya sudah mulai pulih.
“Alhamdulillah,
korban mau ikut ujian dan kondisi psikologis dan kesehatannya juga baik. Kalau
masih ada masalah, bisa disampaikan saja ke kami. Ibu juga bisa ajukan
permohonan bantuan, karena di sini ibu tidak hanya menampung korban yang ini
saja, korban-korban lainnya hingga korban kekerasan juga dibawah binaan ibu,”
ucap Nusyirwan.
Kepada korban
perkosaan guru maupun korban lainnya yang ada di rumah singgah itu, wawali
mengucapkan bahwa itu adalah ujian dan Allah bisa memberikan keberkahan.
“Buktinya, sekarang ada yang menjadi perawat di rumah sakit A Wahab Syahrani
dan akan meneruskan ke pendidikan Psikolog. Kepada ibu Tari, yang berhati
mulia, ibu menolong, anak ibu juga jadi orang sukses, ada yang sekarang di
Jerman sekolah kedokteran dan satu lagi di SMAN 2,” imbuh Nusyirwan.
Nusyirwan
mengatakan rumus penanganan ini tidak selalu pemerintah, dan apa yang dilakukan
Tari merupakan mitra pemerintah. “Kita nanti akan dukung. Kaitannya dengan
pendidikan, bisa dimitrakan Dinas Pendidikan,” tandasnya.
Tari sendiri
mengutarakan saat ini menampung sekitar 20-an korban perkosaan, bayi dibuang
orang tua karena cacat dan korban KDRT. “Sejak tahun 2000 sudah melakukan ini,
dan anak asuh saya mencapai 1.000-an lebih. Anak yang kami tampung hingga besar
dengan diberi bekal ketrampilan dan disekolahkan, sedang yang KDRT kita berikan
ketrampilan kemudian dilepas. Sedangkan yang kita tampung di rumah, ketika
diajak nikah, barulah keluar,” imbuhnya.
Tari menyebutkan
anak-anak maupun korban KDRT itu, diantaranya diberikan ketrampilan tata boga,
salon dan lulur. “Saya punya salon, dan sekarang sedang merintis usaha jual
herbal. Saya percaya kepada Allah SWT, di setiap kepala anak-anak ini, Allah
mengirimkan rejeki,” imbuhnya seraya menyebutkan saat ini memiliki 10 kamar
untuk menampung anak-anak ini.(hms2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar