. 5 Titik Positif Terkontaminasi Babi - Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda
News Update :
## Saksikan dan ikutin..!!! FESTIVAL MAHAKAM XIII Tahun 2013 Pada Tanggal 01 - 03 Nopember 2013 di Tepian Mahakam Kota Samarinda ##

Senin, 25 Februari 2013

5 Titik Positif Terkontaminasi Babi



**Hasil Sidak Wawali di Pasar Segiri

SAMARINDA—Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Peternakan Kaltim menyimpulkan sampel daging yang diuji berdasarkan sampel daging yang diambil saat inspeksi mendadak (Sidak) dengan dipimpin wakil wali kota (Wawali) Samarinda Nusyirwan Ismail tanggal 13 Februari lalu di pasar Segiri, 5 titik positif terkontaminasi daging babi.
“Sampel uji petik yang kita ambil seluruhnya ada 14 titik, terdiri dari 8 penggilingan dan 6 pedagang daging sapi. Hasilnya untuk penggilingan 1 titik positif, dan pedagang ada 4 positif,” ungkap Nusyirwan di ruang kerjanya usai menerima hasil uji lab yang dilaporkan kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Samarinda Syamsul Bachri, Jumat (22/2).
Nusyirwan mengatakan, khusus di penggilingan itu tergolong aman presentasenya karena dari 8, hanya 1 positif. Tapi kalau melihat metode kerja, penggilingan tidak masalah sebab hanya menerima order. “Tapi yang di pedagang, itu, dari 6 pedagang daging, ada 4 positif,” ucap Nusyirwan.
Namum Pemkot idak bisa mengatakan penjual daging ini yang mencampurkan dengan babi. Sama halnya dengan yang terjadi seperti kasus Palaran—dimana supplier daging yang memasok ke pasar Palaran diduga sengaja mencampurkan daging babi, saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka.
Tindak lanjut pemerintah, sebutnya akan  mengumpulkan pedagang daging dan penggilingan daging sapi di pasar Segiri melalui Dinas Pasar dan UPTD Pasar Segiri dalam waktu dekat.
“Kita akan lakukan pembinaan intensif dan penyuluhan penyadaran tentang penjualan daging, bukan penjualan baksonya. Kalau memang di pasar Segiri ada pedagangan daging babi, tidak apa-apa, tapi ada meja sendiri dan memberi label. Walaupun kebiasaan selama ini, daging babi dijual di pasar subuh, tapi kalau melihat kebutuhan meningkat, ya tidak masalah tapi mejanya dibedakan,” imbuhnya.
Ia mengharapkan dari pembinaan intensif ini, mampu memperkuat langkah-langkah pedagang supaya bisa memilah.
“Kami kemarin turun, ternyata penggilingan bakso aman, kecuali ada 1 tadi. Yang satu ini akan kita lakukan pembinaan dan memberi tahukan ke dia, karena penggilingan ini menerima order dan menggiling yang dibawa. Nah yang dibawa ini, apakah 100 persen dari pasar Segiri itu aja. Atau dibawa dengan susupan lain. Tapi ternyata di pasar ini sendiri terbukti terkontaminasi,” imbuhnya.
Dalam pembinaan itu, sebutnya akan melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kota Samarinda. “Berikutnya secara acak dan waktu yang tidak diketahui pasca pembinaan, kita akan ambil lagi. Kita ingin tahu apa hasil dari pembinaan ini,” ujarnya.
Tidak hanya di pasar Segiri saja, ia mengatakan akan ke pasar lain melakukan pengambilan sampel, kemudian melakukan pembinaan intensif.
“Supaya apa, kami tidak ingin ada kebingungan masyarakat. Pemkot tidak mau membingungkan masyarakat tentang masalah ini, karena dilihat dari segi presentase kecil, tapi ada kontaminasi. Maka kami akan masuk ke pasar-pasar dan penggilingan yang lain lagi,” tandasnya.
Ia meminta masyarakat lebih ekstra hati-hati terhadap praktek perdagangan, karena tidak sampai di sini, langkah selanjutnya akan pelajari pasokan dari Rumah Potong Hewan (RPH) Ipil khusus babi, apakah hanya mengalir di pasar Subuh atau pasar lainnya.
“Yang paling penting, masyarakat tetap tenang, tidak memvonis berlebihan karena masih banyak warga kita usaha kecil yang jujur apa adanya. Jangan sampai mereka terkena imbas ini,” tandasnya.
Nusyirwan mengatakan mereka akan melakukan monitor lebih luas lagi yang tidak hanya melalui uji petik, tapi alur-alur perdagangan daging.
Menurutnya langkah pembinaan ini upaya mengamankan secara total. “Belum tentu pedagang ini yang curang, tapi melalui ini bisa melakukan penelusuran sehingga tahu dari mana terkontaminasi. Ini yang lebih penting, daripada menindak satu saja,” katanya. Apa artinya lanjut Nusyirwan mengamankan satu orang, kemudian diproses, sementara satu orang ini belum tentu juga sengaja karena tergantung atau disuplai orang lain, dan pasokan ini dibiarkan. “Ini malah akan melebar jauh. Kita tidak mengamankan secara total. Tapi bagi kepolisian yang telah melakukan penangkapan, kita apresiasi tinggi. Itu memang keseimbangan kita dalam melakukan pembinaan dan refresensif,” pungkasnya.(hms2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.