**Hasil Sidak Wawali di Pasar Segiri
SAMARINDA—Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Veteriner (Kesmavet) Dinas Peternakan Kaltim menyimpulkan sampel daging yang
diuji berdasarkan sampel daging yang diambil saat inspeksi mendadak (Sidak)
dengan dipimpin wakil wali kota (Wawali) Samarinda Nusyirwan Ismail tanggal 13
Februari lalu di pasar Segiri, 5 titik positif terkontaminasi daging babi.
“Sampel uji petik yang kita ambil seluruhnya ada 14
titik, terdiri dari 8 penggilingan dan 6 pedagang daging sapi. Hasilnya untuk
penggilingan 1 titik positif, dan pedagang ada 4 positif,” ungkap Nusyirwan di
ruang kerjanya usai menerima hasil uji lab yang dilaporkan kepala Dinas
Peternakan dan Perikanan Samarinda Syamsul Bachri, Jumat (22/2).
Nusyirwan mengatakan, khusus di penggilingan itu tergolong
aman presentasenya karena dari 8, hanya 1 positif. Tapi kalau melihat metode
kerja, penggilingan tidak masalah sebab hanya menerima order. “Tapi yang di
pedagang, itu, dari 6 pedagang daging, ada 4 positif,” ucap Nusyirwan.
Namum Pemkot idak bisa mengatakan penjual daging ini
yang mencampurkan dengan babi. Sama halnya dengan yang terjadi seperti kasus Palaran—dimana
supplier daging yang memasok ke pasar Palaran diduga sengaja mencampurkan
daging babi, saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka.
Tindak lanjut pemerintah, sebutnya akan mengumpulkan pedagang daging dan penggilingan
daging sapi di pasar Segiri melalui Dinas Pasar dan UPTD Pasar Segiri dalam
waktu dekat.
“Kita akan lakukan pembinaan intensif dan penyuluhan
penyadaran tentang penjualan daging, bukan penjualan baksonya. Kalau memang di
pasar Segiri ada pedagangan daging babi, tidak apa-apa, tapi ada meja sendiri
dan memberi label. Walaupun kebiasaan selama ini, daging babi dijual di pasar
subuh, tapi kalau melihat kebutuhan meningkat, ya tidak masalah tapi mejanya
dibedakan,” imbuhnya.
Ia mengharapkan dari pembinaan intensif ini, mampu
memperkuat langkah-langkah pedagang supaya bisa memilah.
“Kami kemarin turun, ternyata penggilingan bakso
aman, kecuali ada 1 tadi. Yang satu ini akan kita lakukan pembinaan dan memberi
tahukan ke dia, karena penggilingan ini menerima order dan menggiling yang
dibawa. Nah yang dibawa ini, apakah 100 persen dari pasar Segiri itu aja. Atau
dibawa dengan susupan lain. Tapi ternyata di pasar ini sendiri terbukti
terkontaminasi,” imbuhnya.
Dalam pembinaan itu, sebutnya akan melibatkan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) kota Samarinda. “Berikutnya secara acak dan waktu
yang tidak diketahui pasca pembinaan, kita akan ambil lagi. Kita ingin tahu apa
hasil dari pembinaan ini,” ujarnya.
Tidak hanya di pasar Segiri saja, ia mengatakan akan
ke pasar lain melakukan pengambilan sampel, kemudian melakukan pembinaan
intensif.
“Supaya apa, kami tidak ingin ada kebingungan
masyarakat. Pemkot tidak mau membingungkan masyarakat tentang masalah ini, karena
dilihat dari segi presentase kecil, tapi ada kontaminasi. Maka kami akan masuk
ke pasar-pasar dan penggilingan yang lain lagi,” tandasnya.
Ia meminta masyarakat lebih ekstra hati-hati
terhadap praktek perdagangan, karena tidak sampai di sini, langkah selanjutnya
akan pelajari pasokan dari Rumah Potong Hewan (RPH) Ipil khusus babi, apakah
hanya mengalir di pasar Subuh atau pasar lainnya.
“Yang paling penting, masyarakat tetap tenang, tidak
memvonis berlebihan karena masih banyak warga kita usaha kecil yang jujur apa
adanya. Jangan sampai mereka terkena imbas ini,” tandasnya.
Nusyirwan mengatakan mereka akan melakukan monitor
lebih luas lagi yang tidak hanya melalui uji petik, tapi alur-alur perdagangan
daging.
Menurutnya langkah pembinaan ini upaya mengamankan
secara total. “Belum tentu pedagang ini yang curang, tapi melalui ini bisa
melakukan penelusuran sehingga tahu dari mana terkontaminasi. Ini yang lebih
penting, daripada menindak satu saja,” katanya. Apa artinya lanjut Nusyirwan
mengamankan satu orang, kemudian diproses, sementara satu orang ini belum tentu
juga sengaja karena tergantung atau disuplai orang lain, dan pasokan ini
dibiarkan. “Ini malah akan melebar jauh. Kita tidak mengamankan secara total.
Tapi bagi kepolisian yang telah melakukan penangkapan, kita apresiasi tinggi.
Itu memang keseimbangan kita dalam melakukan pembinaan dan refresensif,”
pungkasnya.(hms2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar