Berbagai sudut di kota
Samarinda terus menyemarakkan peringatan menyambut tahun baru Islam 1 Muharram
1434 Hijriah. Wali Kota Samarinda H Syaharie Jaang pun bersama memperingatinya
di 2 lokasi, dengan waktu hampir bersamaan, mulai di masjid Al Arsyad Singosari
Jl Biawan Gg 2 dan di RT 19 kelurahan Dadimulya yang dikemas dalam pagelaran
wayang kulit, Sabtu (1/12) malam.
Wali Kota mengawalinya di Masjid Al
Arsyad Singosari dengan kegiatan pengajian umum, menyambut jamaah Haji dan
santunan anak yatim.
“Alhamdulillah, momentum tahun baru
Islam ini bisa diperingati jamaah masjid di sini. Saya bangga, walau masjid ini
di atas gunung, tapi jamaahnya luar biasa memakmurkannya. Buktinya malam ini
banyak jamaah yang hadir, dan bukti lainnya, dulu waktu saya ke sini
bangunannya masih kayu, sekarang sudah mewah berkontruksi beton,” ucap wali
kota dalam sambutannya yang hadir bersama tokoh masyarakat Ade Sukma Yudhi
(ASY) dan Said Abidin.
Tak hanya itu, lanjutnya di kesempatan
itu pula panitia menyerahkan santunan bagi anak-anak yatim piatu sekaligus
menyambut jamaah haji yang tidak lain jamaah masjid di sini.
Ketua Panitia Hari Besar Islam Masjid Al
Arsyad Singosari Ustad Ichwanuddin menyampaikan terima kasih atas kehadiran
wali kota sebagai bukti pemimpin agamis yang merakyat. “Kami siap mendukung
program Pemkot Samarinda, termasuk seperti acara malam yang kita rangkai dengan
penyerahan santunan bagi 28 anak yatim piatu,” imbuhnya seraya menambahkan
dengan mendatangkan penceramah KH Biyadi S Bintoro.
Usai dari Masjid Al Arsyad Singosari,
wali kota melanjutkan menghadiri pekan Muharram yang dikemas dengan kegiatan
pagelaran Wayang Kulit di RT 19 kelurahan Dadimulya.
“Pelestarian budaya suatu bentuk
partisipasi masyarakat untuk memantapkan jati diri masyarakat. Karena budaya
sebagai warisan para leluhur yang mesti dilestarikan dan dikembangkan. Melalui
budaya juga, bisa hidup rukun damai dan sejahtera. Melalui budaya, kita selalu
mengikat silahturahmi,” ucap wali kota dalam sambutannya.
Lebih lanjut disampaikannya, sebagai
bagian dari kesenian tradisional budaya bangsa, seni budaya wayang kulit
selayaknya terus dikembangkan dan ditingkatkan agar semakin diminati masyarakat
khususnya para remaja dan generasi muda. (HMS4).