Budaya Maritim atau kelautan memang
menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang harus dipertahankan. Termasuk Kota Samarinda
yang sejarahnya merupakan bagian dari budaya maritim suku Bugis yang kemudian
menjadi asal berdirinya kota samarinda.
Demikian Walikota Samarinda Syaharie Jaang, Jumat (9/11)
kemarin ketika berdialog dengan sejumlah pemuda dalam rangka pelaksanaan Rapat
Kerja Nasional Forum Pemuda Bahari yang akan diselenggarakan di kediaman
Gubernur Kaltim, Lamin Etam 29 November 2012 mendatang.
Walikota mengatakan Pemkot Samarinda mendukung
pelaksanaan kegiatan ini sebagai bagian dari upaya untuk mendorong meningkatkan
kecintaan pemuda terhadap tanah air, meningkatkan wawasan kebangsaan dan
nasionalisme, mengubah "mindset" bangsa yang bercorak kontinental-agraris
menjadi maritim, mengembangkan jiwa wirausaha dan Industri kebaharian di
kalangan pemuda serta upaya untuk mempersiapkan generasi muda menjadi garda
terdepan membangun negara maritim.
Dikatakannya, generasi pemuda sekarang harus mampu
mencintai dunia bahari dan mengembangkan berbagai macam sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang ada di pulau-pulau terluar dan terdepan Indonesia,
apalagi Provinsi Kaltim berada pada wilayah perbatasan sehingga para pemudanya
harus mampu mengelola potensi yang ada secara maksimal.
“Saya berharap kegiatan Rakernas nanti mendorong
kepekaan pemuda dalam mengantar kembali kejayaan kebaharian yang selama ini
hanya menjadi cerita kebanggaan dan kesejahteraan di masa yang lalu,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Kornelis menyebutkan
saat ini nilai-nilai kebaharian pada diri para pemuda berangsur hilang seiring
prespektif kebijakan pemerintah yang cenderung teresterial ke darat (agraris)
sementara 70 persen wilayah Indonesia adalah laut.
Penetrasi pemukiman masyarat Nusantara yang sejak
dahulu bermukim di wilayah pesisir dan pulau mencirikan sebuah tradisi bahari
secara turun-temurun.
“Dukungan Pemkot Samarinda tentu menjadi motibvasi
kuat bagi kami untuk mengembangakn diri dan membangun kerangka berfikir yang
kreatif dan solutif sehingga isu yang kami bawa adalah bagaimana pemuda
sekarang menjadi generasi yang mengembangkan potensi kebaharian sehingga
berdaya saing baik secara ekonomis maupun dampaknya pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya (HMS4).