”Ini salah satu langkah pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
petani yang tidak terbatas hanya pada komoditi utama pertanian seperti padi
maupun sayur sayuran tapi lebih dikembangkan kepada jenis tanaman lain,” ungkap
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda Marwansyah
disela kegiatan panen jahe sekaligus penyerahan bantuan alat pasca panen dan
pentupan sekolah lapang pengembangan tanaman jahe yang dilakukan pihaknya di
kawasan Kelurahan Lempake Kamis (4/10) kemarin.
Dalam pengembangannya tanaman jahe ini diakui Marwan memang memerlukan
modal besar, namun setelah melihat prospek ekonomi yang cukup bagus dari
tanaman biofarmaka ini ia meyakini pembudidayaan oleh masyarakat saat ini perlu
didukung. ”Salah satunya melalui pemberian bantuan baik berupa alat maupun
pengembangan lahan termasuk pelatihan bagi para petaninya,” ungkap Marwan
seraya merinci bantuan yang mereka serahkan yaitu berupa peralatan pasca panen,
mesin penyemprot, blower, keranjang, arco dan timbangan, yang kesemuanya
bersumber dari anggaran APBN dalam hal ini berasal dari Kementrian Pertanian.
”Dan ini merupakan satu-satunya bantuan sosial yang diserahkan kepada
instansi teknis, yang diberikan secara berkelompok kepada para petani sebagai
modal awal mereka untuk mengembangan usaha mulai menanam, merawat hingga mengolah
hasilnya,” katanya. Salah satu contoh menurut Marwan adalah yang telah
dilakukan oleh Fahija (pemilik usaha Abihira Herbal Center ) yang ada di
kawasan Lempake yang telah mengolah jahe merah menjadi aneka obat-obatan herbal
tersebut.
”Harapan kita masyarakat petani lain akan mampu mengembangkan usaha yang
sama dengan apa yang telah dilakukan oleh Abihira, karena selain peningkatan
kesejahteraan dengan adanya pengembangan tanaman jahe ini diharapkan pula dapat
mendukung upaya pencegahan alih fungsi lahan,” pungkasnya (Hms3)