Perlakuan yang sama atas pasien Jamkesda dan pasien umum sudah menjadi komitmen. Mulai dari pelayanan berobat jalan maupun rawat inap.
Namun khusus untuk obat-obatan yang diberikana, Jamkesda lebih condong pada pemberian obat-obatan generik, yang secara komposisi tak kalah paten dengan obat bermerek yang dijual lebih mahal.
Stigma yang beredar di masyarakat adalah makin mahal, makin bagus obat tersebut. Stigma ini makin diperparah dengan minimnya informasi dan edukasi terhadap obat generik. Kalah dengan promo dan jargon obat paten.Namun khusus untuk obat-obatan yang diberikana, Jamkesda lebih condong pada pemberian obat-obatan generik, yang secara komposisi tak kalah paten dengan obat bermerek yang dijual lebih mahal.
Hal ini yang harus dimengerti oleh masyarakat Samarinda. Bahwa obat yang berkhasiat itu tidak harus selalu mahal. Begitu juga sebaliknya, obat generik bukan berarti obat yang kurang paten.
Jamkesda sebagai salah satu program pemerintah, berkewajiban untuk memberikan informasi yang benar dan tepat. Dalam pelayanannya di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, Jamkesda juga banyak menggunakan obat-obat generik.
Plt Kepala UPTD Jamkesda, dr Ismed Kusasih menjelaskan, banyak hal yang harus masyarakat tahu, termasuk persoalan jenis obat ini. Dalam produksinya, obat generik sudah mengikuti pola Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Harga obat generik lebih murah bukan karena kualitasnya yang rendah, tapi karena tidak memerlukan biaya promosi seperti halnya obat-obat bermerek. Sehingga seringkali ditemui obat-obatan bermerek yang harganya tiga hingga lima kali lebih mahal dibandingkan obat generik.
“Sebenarnya selain dari ketetapan terapi, sedikit banyaknya manfaat obat juga tergantung dari faktor keyakinan dan sugesti pasien. Sehingga jika sejak awal sudah sudah tidak percaya obat generik, maka efeknya juga terasa,” jelasnya.
Walaupun demikian, Jamkesda juga tidak menutup kemungkinan pemakaian obat-obat selain generik (sesuai formularium). Apalagi jika dibutuhkan obat-obat yang belum ada generiknya seperti beberapa obat-obatan untuk penanganan kanker, stroke, dan lainnya.
“Stigma yang menyatakan bahwa obat paten lebih baik dari obat generik dan obat generik tidak dapat menyembuhkan hendaklah dibuang dari pikiran kita. Dan jadikan stigma obat generik sama baiknya dengan obat paten dan sama-sama mempunyai khasiat dalam menyembuhkan pasien,” pungkasnya. (Sapos, 27 Juni 2012)