SAMARINDA--Kompleks
Pertokoan Citra Niaga harus terus dibangun dan berkembang, serta harus mampu
bersaing dengan pusat perbelanjaan modern.
Demikian disampaikan Walikota Samarinda H Syaharie Jaang dalam sambutannya ketika menghadiri Halal bihalal sekaligus Syukuran Ulang Tahun ke 26 kompleks pertokoan yang pernah jadi ikon perbelanjaan di kota tepian ini.
Walikota menuturkan memasuki usia 26 tahun tentunya Citra Niaga memiliki sejarah panjang yang turut mewarnai keberadaan kota Samarinda, khususnya pada tahun 90-an dimana puncak kejayaan Citra Niaga sehingga keberadaannya terkenal tidak hanya di Provinsi Kaltim sendiri, tetapi juga di luar daerah.
"Sampai kalau dulu, tujuan belanja oleh-oleh khas Kaltim, ya di Citra Niaga. Karena itu keberadaan Citra Niaga tentu harus kita pertahankan dan dibangun bersama. Sarana umum yang ada dipelihara, kebersihan juga supaya para pembeli terkesan dengan Citra Niaga sehingga jadi media promosi yang baik kedepannya," tutur Jaang dihadapan mantan Walikota Samarinda Waris Husain, dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya.
Lebih jauh disampaikannya sejumlah permasalahan yang mendera Citra Niaga memang menjadikan ikon kota Tepian ini seolah tenggelam dimakan waktu dan iringan roda ekonomi yang dibentuk pusat perbelanjaan modern, namun hal tersebut jangan dijadikan alasan untuk melupakan bangunan yang pernah mendapat penghargaan Aga Khan Award di tahun 1989 sebagai kompleks perbelanjaan dengan arsitektur terbaik.
"Saya ingin Citra Niaga ini maju kembali. karena itu Pemerintah kota samarinda terus berupaya agar dapat membangun citra niaga dengan baik, tanpa menghilangkan ciri khasnya. Selain itu, saya juga ingin para pedagang yang bejualan disini ramai pembeli," paparnya.
Sementara itu, Waris Husain, Walikota Samarinda periode 1985–1995 mengatakan dirinya mendukung langkah Pemerintah Kota Samarinda untuk memajukan Citra Niaga. Hal ini dipandang penting tidak saja karena Citra Niaga merupakan ikon kota Samarinda, tetapi juga karena Citra Niaga menjadi ladang hidup banyak pedagang kecil sehingga kesejahteraan mereka haruslah menjadi prioritas utama yang dipikirkan dalam konteks pembangunan ekonomi berbasis kemasyarakatan. (HMS4).
Demikian disampaikan Walikota Samarinda H Syaharie Jaang dalam sambutannya ketika menghadiri Halal bihalal sekaligus Syukuran Ulang Tahun ke 26 kompleks pertokoan yang pernah jadi ikon perbelanjaan di kota tepian ini.
Walikota menuturkan memasuki usia 26 tahun tentunya Citra Niaga memiliki sejarah panjang yang turut mewarnai keberadaan kota Samarinda, khususnya pada tahun 90-an dimana puncak kejayaan Citra Niaga sehingga keberadaannya terkenal tidak hanya di Provinsi Kaltim sendiri, tetapi juga di luar daerah.
"Sampai kalau dulu, tujuan belanja oleh-oleh khas Kaltim, ya di Citra Niaga. Karena itu keberadaan Citra Niaga tentu harus kita pertahankan dan dibangun bersama. Sarana umum yang ada dipelihara, kebersihan juga supaya para pembeli terkesan dengan Citra Niaga sehingga jadi media promosi yang baik kedepannya," tutur Jaang dihadapan mantan Walikota Samarinda Waris Husain, dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya.
Lebih jauh disampaikannya sejumlah permasalahan yang mendera Citra Niaga memang menjadikan ikon kota Tepian ini seolah tenggelam dimakan waktu dan iringan roda ekonomi yang dibentuk pusat perbelanjaan modern, namun hal tersebut jangan dijadikan alasan untuk melupakan bangunan yang pernah mendapat penghargaan Aga Khan Award di tahun 1989 sebagai kompleks perbelanjaan dengan arsitektur terbaik.
"Saya ingin Citra Niaga ini maju kembali. karena itu Pemerintah kota samarinda terus berupaya agar dapat membangun citra niaga dengan baik, tanpa menghilangkan ciri khasnya. Selain itu, saya juga ingin para pedagang yang bejualan disini ramai pembeli," paparnya.
Sementara itu, Waris Husain, Walikota Samarinda periode 1985–1995 mengatakan dirinya mendukung langkah Pemerintah Kota Samarinda untuk memajukan Citra Niaga. Hal ini dipandang penting tidak saja karena Citra Niaga merupakan ikon kota Samarinda, tetapi juga karena Citra Niaga menjadi ladang hidup banyak pedagang kecil sehingga kesejahteraan mereka haruslah menjadi prioritas utama yang dipikirkan dalam konteks pembangunan ekonomi berbasis kemasyarakatan. (HMS4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar