SAMARINDA–Meskipun umumnya tumbuh pada lahan datar atau landai, namun
pengembangan tanaman biofarmaka berupa jahe di kawasan lereng daerah Lubuk
Sawah RT 19 Kelurahan Mugirejo Kecamatan Sungai Pinang ternyata mampu
berkembang cukup bagus.
“Hal ini dapat dilihat dari hasil panen yang mampu mencapai 8,8 kg pada
tiap meter persegi,” ucap Kepala Distanhutbun Kota Samarinda Marwansyah di sela
kegiatan panen perdana tumbuhan biofarmaka ini Kamis (2/5) lalu di Lubuk
Sawah.
Dikatakan Marwan untuk pengembangan tanaman jahe ini ada sekitar 15 H lahan
yang saat ini sudah digarap oleh para kelompok tani, tersebar pada beberapa
titik lokasi.
Distanhutbun dalam hal ini ujar Marwan terus melakukan pendampingan melalui
sekolah lapang untuk memberi penyuluhan bagi petani.
“Dalam pembelian bibit, petani kita saat ini dibantu oleh Dirjen
Hortikultura, untuk itu kami tengah mengupayakan untuk mencari bahan baku
terdekat,” katanya.
Untuk mengantisifasi terjadinya over produk Marwan menyebut sekarang tengah
dipersiapkan pula langkah pengolahan tanaman biofarmaka ini sebagai bahan
obat-obatan herbal, selain akan dijual pula dalam bentuk segar.
“Untuk dijual segar saat ini sudah ada seorang pedagang dari pasar segiri
yang bersedia membeli 6 sampai dengan 12 ton per bulan,” bebernya.
Untuk itu diharapkan petani tidak lagi ragu dalam usaha pengembangan
tanaman ini, karena bila memang terbukti bisa berkembang dengan baik, menurut
Marwan tidak hanya jenis jahe merah dari varietas jahira untuk industri
obat-obatan, dan jahe putih dari varietas jatugajah sebagai bumbu dapur, yang
akan ditanam disana, melainkan akan ada pula kunyit putih dan beberapa tanaman
herbal lainnya.
“Yang pasti kita saat ini memang tengah mengupayakan Mugirejo akan
dijadikan sebagai kawasan pengembangan tanaman biofarmaka,” tandas Marwan
(Hms3).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar