SAMARINDA--Kalimantan Timur, tidak
lama lagi akan menggelar pemilihan gubernur Kaltim periode 2013-2018, yang
kemudian tahun depan lanjut pesta demokrasi pemilihan anggota legislatif hingga
presiden. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) pun memiliki peranan besar untuk
mensukseskannya.
"Suhu politik akan meningkat.
Di sini kita juga berperan, jangan sampai kerukunan bisa terpecah karena kepentingan
politik. Mari kita rapatkan barisan, dan peka terhadap persoalan sekecil apapun
sehingga tidak membesar akibat kepentingan politik. Terlebih lagi kota
Samarinda sebagai barometernya Kaltim," ungkap ketua FKUB Kaltim H Asmuni
Ali dalam kunjungannya ke FKUB Samarinda di Jl Arjuna, pekan lalu.
Memang diakuinya, potensi konflik
agama minim terjadi, namun ia meminta FKUB Samarinda beserta pemerintah daerah
harus waspada dalam tindakan pengawasan serta pembinaan terhadap umat.
"Potensi minim, apalagi kita terus intens melakukan pertemuan dan dialog
antar tokoh lintas agama yang tergabung di dalam FKUB," katanya.
Dia juga sampaikan, beratnya tugas
FKUB ke depan. Mengingat banyaknya bermunculan aliran sempalan dan pendirian
rumah ibadah. “Kedepan tugas FKUB semakin berat, karena bermunculan
aliran-aliran sempalan di masing-masing agama. Ini bisa menimbulkan konflik
internal,” jelas Asmuni.
Ditambah lagi seperti yang tiap
dipublis di media massa, seringnya terjadi pemerkosaan, perkelahian dan
perampokan. "Kerja kita akan semakin keras lagi," tandasnya.
Sementara ketua FKUB Samarinda Idris
Yatim mengutarakan terus rutin melakukan kegiatan untuk membantu pemerintah
memberikan pelayanan, khususnya pelayanan umat beragama.
"Tiap triwulan kita juga
melakukan coffe morning dengan Pemkot, kita juga melaksanakan cerdas cermat
antar pemuka agama," beber Idris.
Sedangkan kepala Badan Kesbangpol
Samarinda Erham Yusuf dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasi dan terima
kasih dari Pemkot atas peranan FKUB menjaga kerukunan antar umat beragama
sehingga kota Tepian tetap aman dan kondusif seperti yang selalu diharapkan
wali kota.
“Karena Samarinda ini penduduknya
hampir 1 juta jiwa, multi etnis dan heterogen. Maka sangat rawan
konflik,”terang Erham.
Oleh karena itu, ia beharap umat
beragama harus selalu menjaga nilai – nilai toleransi antar pemeluk agama lain
untuk menjaga keharmonisan dan kenyamanan beribadah masing – masing
keyakinan.
"Perbedaan keyakinan adalah hak
asasi manusia. Setiap umat beragama memang ingin melaksanakan ibadahnya dengan
tenang dan aman. Karena heterogenitas tidak bisa dihindari, maka harmonisasi
dan nilai toleransi beragama harus bisa dikelola dengan baik,”
pungkasnya.(hms2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar