SAMARINDA--Membicarakan tokoh atau ketokohohan
seseorang tentu menjadi sarana rekonstruksi capaian-capaian tertentu dari para
tokoh tersebut yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Hal inilah yang coba dilakukan Alumni Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda dalam acara talk show
bertajuk road map of leadership H. A.W. Syahranie (Gubernur Provinsi Kaltim
1967 - 1978) dan HM. Kadrie Oening (Walikota Samarinda 1967-1980).
Ditemui usai menghadiri talkshow tersebut, Wawali
Samarinda Nusyirwan Ismail mengatakan kedua tokoh tersebut merupakan pemimpin
yang berani karena di zaman kepemimpinannya banyak pencapaian yang dilakukan,
diantaranya membersihkan lokasi eks kebakaran besar yang sempat melanda kota Samarinda
di tahun 1958 yang semula dipenuhi bangunan liar hingga ditata menjadi kawasan
niaga.
Selain itu juga dibawah kepemimpinan kedua tokoh
tersebut, Samarinda menghapuskan pemakaian becak sebagai sarana transportasi.
“Saya melihat hal ini sebagai bentuk pemimpin yang
visioner karena mereka sadar, sebagai ibukota Kaltim, kota Samarinda memerlukan
prasarana pembangunan dan transportasi yang lebih baik. Hal ini juga diperkuat
dengan dukungan pemerintah provinsi Kaltim yang saat itu dipimpin H AW
Syahranie,” paparnya.
Namun, lanjutnya, kita tidak dapat membandingkaan
prestasi antara kedua pemimpin tadi dengan yang ada sekarang karena mereka
hidup di zaman yang berbeda, sistem pemerintahan, politik dan sosial yang
berbeda pula.
Tetapi nilai mendasar yang dapat diambil adalah
sikap tegas keduanya dalam memimpin Provinsi Kaltim dan Kota Samarinda, dan
selain itu memberi dukungan yang luas kepada masyarakat untuk turut
berpartisipasi dalam pembangunan.
“Masyarakat adalah kunci pembangunan. Pemerintah
jelas tidak dapat berjalan sendiri sehingga kita perlu melibatkan masyarakat
sebagai bagian dari penting dalam upaya mendorong pembangunan, paparnya.
(HMS4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar