Walikota Langsung Gelar Rapat
Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda
mengambil langkah singgap dalam menyikapi maraknya kabar isu yang
memberitakan Penjualan bakso yang mengandung daging babi yang mana
akhir ini mulai menyita perhatian warga kota Tepian.
Dipimpin langsung Walikota
Syaharie Jaang, Selasa (18/12) langsung digelar rapat koordinasi bersama instansi
terkait termasuk melibatkan MUI Samarinda, BPOM , Kepolisian serta UPTD
Laboratorium Kesehatan Hewan Provinsi Kaltim untuk menyikapi penjualan
bakso yang mencampur daging sapi dengan daging babi.
”Saya minta peredaran isu ini biar pihak
kepolisian yang langsung mengkroscek kebenarannya di lapangan, jadi kita
harapkan masyarakat untuk tenang dalam menyikapi isu ini,” kata Walikota saat
memimpin rapat kemarin.
Dia mengatakan, kalaupun nanti memang
betul terbukti seperti apa yang diberitakan selama ini.
Pastinya kata dia ada langkah konkrit
yang dilakukan oleh pihak berwajib kepada penjual tentunya yang berkaitan
dengan sanksi hukuman yang perlu ditegakkan.
”Karena kalau terbukti berarti sudah
masuk dalam kategori penipuan, dan ini harus ada sanksi hukum dari kepolisian,”
tegasnya.
Senada dengan Walikota, Ketua MUI
Samarinda KH Zaini Naim juga menghimbau kepada masyarakat untuk tenang
dan tidak bertindak sendiri dalam menanggapi peredaran isu daging babi yang
kini masuk ke penjual bakso.
Menurut dia, bukan berarti pemerintah
bersama aparat berdiam diri, selepas rapat yang digelar kemarin sambungnya
pihak kepolisian langsung melakukan kroscek di lapangan mengenai kebenaran isu
tersebut.
“Karena kalau ini terbukti pasti ada
tindakan hukum dan juga telah sesuai dengan undang-undang konsumen mengenai
penipuan dimana ancamannya maksimal lima tahun penjara atau denda sebesar Rp 5
miliar,” kata dia.
Kalau dilihat dari sisi agama sendiri
jelas dia, apabila masayarakat yang sempat mengkomsusi secara tidak sengaja
karena tidak mengetahui kalau bakso tadi bercampur dengan daging babi maka
tidak ada hukuman haram. Mengingat si pengkomsumsi tadi memang betul tidak
mengetahui.
”Tapi kedepannya masyarakat Islam
harus betul-betul teliti sebelum mengkomsumsi makanan tadi, tentunya dengan
mempertimbangkan tempat dan siapa yang buat. Tujuannya agar tidak terjebak
dalam kejadian yang sama,” urai ketua Zaini Naim.HMS5