***Dirangkai
Upacara Adat Hudoq Kawit
Salah
satu tujuan pelaksanaan Festival Mahakam adalah pelestarian budaya tradisional
dari berbagai suku bangsa yang tinggal di Samarinda, selain itu untuk saling
mengenal budaya dan memupuk silaturahmi sesama warga.
“Kami
undang semua paguyuban etnis di kota Samarinda untuk bisa berpartisipasi pada
pawai budaya nusantara, minggu pagi tanggal 4 November nanti,” kata kepala
Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Samarinda M Faisal.
Kemudian
secara bergantian setiap tahun, lanjutnya akan ditampilkan acara lebih spesifik
setiap suku yang ada di Samarinda.
“Tahun
ini kami mulai dengan upacara adat Hudoq Kawit dari suku Dayak,” terang Faisal.
Menurutnya
ini ritual penutup dalam rangkaian upacara adat tanam padi, yang merupakan
salah satu upacara terpenting dalam daur kehidupan suku Dayak, khususnya
kelompok Kayaan Mekaam,” jelas Faisal.
Dahulu,
sebutnya memang acara ini dilaksanakan di tengah kampung, namun karena tuntutan
zaman maka kali ini upacara akan diadakan di tengah kota, karena sampai
sekarang masyarakat dayak di perkotaan, masih memelihara kebiasaan berladang,
kendati bukan lagi menjadi sumber kehidupan utama.
“Sehingga
tradisi yang menyertai kegiatan berladang mereka tetap ikut dibawa dan serta
dipelihara hingga kini di Samarinda. Bekerjasama dengan Pokja Hudoq dari Sanggar seni Apo Lagaan, kami selenggarakan upacara adat
Hudoq Kawit ini,” ujar Faisal serius.
Menurut
koordinator utama kegiatan ini akan hadir ratusan peserta dari beberapa daerah
di Kaltim. “Akan hadir peserta dari Bontang, Kutai Kartanegara, Balikpapan,
Kubar dan Samarinda termasuk Loa Buah, Loa Gagak dan Sie Lantung, juga akan
hadir dari Kalimantan Barat,” ujar Adrianus Liah.
Menurutnya
awal ditarget hanya sekitar 100-an peserta, namun sampai sekarang sudah
terdaftar lebih dari 300, kemungkinan bisa menembus 500.
“Bisa
dibayangkan jika 300-an Hudoq ikut berparade pagi hari pasti akan sangat
meriah Festival Mahakam nantinya, kami melaksanakan upacaranya mulai jam 2 siang di
dermaga gubernuran dan jam 8 malam
harinya Ngaraang HUdoq,”
pungkasnya.(hms2)